jpnn.com - jpnn.com - Menurut pernyataan resmi Badan Pusat Statistik, kinerja ekonomi nasional pada 2016 berada pada angka 5,02 persen.
Pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi pada 2017 bisa lebih tinggi dari proyeksi 5,1 persen.
BACA JUGA: Mulai Januari, Aliran Dana Masuk Capai Rp 26 Triliun
Target itu memang masih jauh dari rekor pertumbuhan ekonomi tertinggi nasional pada 2011 yang melampaui angka enam persen.
Namun, tersirat keinginan kuat pemerintah untuk terus memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
BACA JUGA: Ekonomi AS Membaik, Global Masih Sulit
Persiapan ke arah peningkatan pertumbuhan tersebut tampaknya akan didahului dengan munculnya sejumlah kebijakan baru dari pemerintah.
Salah satunya untuk semakin open market, memberikan peluang lebih luas kepada investor menanamkan modalnya di Indonesia.
BACA JUGA: Perekonomian Lampung Melesat 5,15 Persen
Hal itu menjadi logis dengan kenyataan bahwa Ease of Doing Business index Indonesia berhasil melompat 15 tangga dari peringkat 106 ke 91.
Capaian peringkat EODB 91 untuk 2017 itu didahulu sejumlah upaya pemerintah melakukan deregulasi ekonomi untuk menarik minat investor internasional.
Langkah-langkah tersebut berhasil membuat Indonesia masuk dalam daftar sepuluh negara di dunia yang melakukan reformasi mendasar bersama dengan Bahrain, Belarus, Brunei Darussalam, Georgia, Kazakhstan, Kenya, Pakistan, Serbia and United Arab Emirates.
“Mengingat target awal setidaknya Indonesia berada di peringkat 41 EODB, maka bisa diperkirakan bahwa berbagai terobosan termasuk deregulasi masih akan dijalankan pemerintah,” kata founder Indosterling Capital William Henley.
Tak mengherankan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2017 bisa lebih tinggi dari proyeksi 5,1 persen.
Hal itu bisa dicapai dengan dukungan kebijakan dari pemerintah.
Sebelumnya, Darmin mengatakan bahwa upaya mendorong pertumbuhan ekonomi itu akan dilakukan melalui percepatan pembangunan infrastruktur, menerbitkan paket deregulasi, mendorong proses industrialisasi dan meningkatkan kualitas pendidikan vokasi.
"Kebijakan baru terutama pengembangan pendidikan kejuruan, reformasi agraria dan beberapa kebijakan pemerataan, bisa menaikkan pertumbuhan," ujarnya.
Melalui pembenahan itu, pemerintah tampaknya optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2017 bisa mencapai kisaran 5,2-5,4 persen, atau lebih tinggi dari kinerja ekonomi pada 2016 yang tumbuh di kisaran 5,02 persen.
Setelah itu, tancap gas menuju target pertumbuhan enam persen pada 2018. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Darmin, Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi pada 2017?
Redaktur & Reporter : Ragil