jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah, melalui Perum Bulog akan melakukan impor daging kerbau sebanyak 70 ribu ton. Namun, ada kekhawatiran jika langkah itu justru mencekik para peternak dan pedagang sapi.
Di mana tujuan impor daging kerbau untuk memberi pilihan lain kepada masyarakat, agar tidak melulu memburu daging sapi.
BACA JUGA: Alasan Perum Bulog Impor Daging Kerbau 70 Ribu ton dari India
Terlebih, harga daging kerbau lebih murah dibanding sapi. Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IV DPR Herman Khaeron punya anggapan lain.
Ia meyakini langkah pemerintah, tak akan mencekik para peternak dan pedagang daging sapi di pasar. Sebab, impor dilakukan hanya untuk mengintervensi pasar dalam bentuk daging beku, bukan daging segar.
BACA JUGA: Dirut Bulog Pastikan Daging Kerbau tak Kalah Bergizi dari Sapi
"Jadi wajar saja, tinggal bagaimana atensi dan respon pasar supaya ikut menurunkan harga. Juga supaya protein kepada masyarakat terpenuhi," ujar Herman di kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (2/9) kemarin.
Di samping itu, Herman kembali mengingatkan agar yang melakukan impor daging kerbau adalah institusi masyarakat. Dia berharap agar pemerintah benar-benar menjaga impor dan tidak dilepas ke pihak swasta.
BACA JUGA: Ingat!! Jangan Terlalu Lama Parkir Reguler di Terminal 3 Bandara Soetta
"Asal jangan dilepas ke pasar, dilepas ke swasta yang pada akhirnya nanti jadi permainan di swasta. Jadi untuk kepentingan rakyat dan diselenggarakan negara, kita hargai," tegas Herman. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KKP: Ekspor Udang ke Amerika Meningkat, Sudah Salip India
Redaktur : Tim Redaksi