Pemerintah Kurangi Subsidi di Tengah Pandemi, Universitas-Universitas Menjerit

Rabu, 19 Agustus 2020 – 05:47 WIB
Dolar Australia. Foto: ABC.net.au

jpnn.com, CANBERRA - Universitas-universitas di Australia menyerukan kepada pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan biaya dan menambah kuota mahasiswa.

Menteri Pendidikan Australia Dan Tehan pada Juni mengumumkan sebuah rencana untuk mengurangi subsidi pemerintah secara keseluruhan terkait biaya jenjang satu strata dari 58 persen menjadi 52 persen.

BACA JUGA: Kena! Banyak Tempat Usaha Masih Menggunakan Elpiji Subsidi

Di bawah paket biaya pendidikan yang lebih tinggi itu, biaya untuk jurusan humaniora akan dinaikkan demi menyubsidi 100.000 kursi tambahan di universitas pada 2030 mendatang.

Dalam surat permohonan yang menanggapi usulan perubahan itu, jaringan Universitas Riset Inovatif (IRU), sebuah grup yang terdiri dari tujuh universitas komprehensif di Australia, berpendapat bahwa pemerintah seharusnya merombak kembali biaya-biaya bagi mahasiswa sehingga tidak ada unit yang dikenakan biaya lebih tinggi dari tarif tertinggi saat ini.

BACA JUGA: Tok tok tok, Pemerintah Tambah Subsidi untuk Pelanggan Listrik PLN

Grup itu mengusulkan untuk menaikkan tarif yang lebih rendah bagi jurusan-jurusan siap kerja demi memastikan perubahan itu tetap bersifat budget neutral (tidak berdampak pada bujet), sehingga tidak ada unit yang dikenakan biaya lebih tinggi dibandingkan tarif tertinggi saat ini.

"Saat kami memeriksa sejumlah detail dan model universitas dari periode saat ini hingga 2024, muncul ketidaknyamanan yang semakin kuat bahwa semua dana yang dihemat dihabiskan melalui cara-cara lain," kata surat permohonan yang dirilis oleh Guardian Australia tersebut.

BACA JUGA: PSIS Berharap Subsidi Ditambah dari Nilai Rp 800 Juta

"Laba untuk jurusan-jurusan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (Science, Technology, Engineering, and Math/STEM) dan pertanian seharusnya tidak dikurangi jika lebih banyak lulusan dengan keterampilan tersebut dibutuhkan."

Dalam usulan perubahan besar ketiga, IRU mendesak pemerintah untuk mendukung lebih banyak kuota mahasiswa di universitas.

"Tambahan kuota mahasiwa diperlukan karena jumlah yang direncanakan hanya akan mencakup pertumbuhan populasi pada kelompok usia muda dalam jangka pendek, dan akan gagal menjelang akhir dekade ini," kata usulan itu.

Usulan tersebut muncul setelah Universities Australia, badan tertinggi yang mewakili universitas-universitas di negara itu, dan pemerintah menyuarakan keprihatinan soal perubahan tersebut.

Menteri Pendidikan Regional Australia Andrew Gee mengatakan dalam pernyataan yang dirilis sebelumnya pada Agustus bahwa keputusan menaikkan biaya bagi warga yang menempuh studi humaniora sebesar 113 persen merupakan keputusan buruk, serta memiliki rancangan yang cacat sehingga berpotensi merugikan.

Dia menyatakan perubahan itu akan merugikan area-area regional yang telah menderita akibat kurangnya akses dukungan kesehatan mental.

"Warga di pedesaan berhak memperoleh akses dukungan kesehatan mental yang sama seperti mereka yang tinggal di perkotaan. Ini merupakan masalah kesetaraan yang mendasar," imbuh Gee. (Xinhua/ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler