jpnn.com, KUALA LUMPUR - Kementerian Komunikasi dan Multimedia (KKM) Malaysia selama 2020 hingga saat ini telah menyiarkan sebanyak 479 bantahan berita bohong dengan rincian sebanyak 416 selama 2020 dan 63 bantahan selama 2021 hingga saat ini.
Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia, Annuar Musa mengemukakan hal itu saat menjawab pertanyaan anggota parlemen Hj Azizah Binti Datuk Seri Panglima Haji Mohd Dun di gedung parlemen Kuala Lumpur, Senin (20/9).
BACA JUGA: Menuju Fase Endemik, Malaysia Pangkas Ratusan SOP COVID-19
Anggota parlemen dari Beaufort tersebut menanyakan langkah proaktif yang diambil untuk mengekang penyalahgunaan media sosial, khususnya aplikasi Whatsapp dan Facebook yang telah meresahkan masyarakat terutama mengenai vaksin COVID-19.
Dia mengatakan KKM telah mengambil berbagai langkah untuk mengekang, mencegah dan menegakkan hukum untuk mengatasi masalah ini.
BACA JUGA: Selesaikan Tapal Batas RI-Malaysia, Mahfud Ganjar Hadi Prabowo Penghargaan
Namun demikian, Kementerian percaya bahwa kepedulian masyarakat adalah yang terpenting dan ini perlu dilaksanakan melalui program pendidikan dan penyadaran yang berkelanjutan.
Sebagai contoh, ujar dia, sebagai strategi mengekang atau mengedukasi masyarakat, KKM melalui Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) telah meluncurkan kampanye bertajuk "Tidak Yakin Jangan Dibagikan", dan kampanye "Klik Bijak" lainnya yang dilakukan dan mendapat respons yang relatif baik.
BACA JUGA: Indonesia Kembali Dapat Bantuan Obat COVID-19, Terima Kasih Malaysia
"Dan juga turut diupayakan oleh Radio Televisi Malaysia (RTM), BERNAMA dan juga Departemen Penerangan serta media elektronik, media cetak lainnya," katanya.
Kementerian juga melalui MCMC telah melakukan program advokasi dengan melibatkan masyarakat misalnya, sebuah program bernama Malaysia ICT Volunteer (MIV) telah dilaksanakan dan selama 2020 telah dilaksanakan 83 program dan tahun ini telah dilaksanakan 25 program.
Sementara itu, ujar dia, kerja sama yang erat dan berkelanjutan dengan penyedia layanan media sosial atau Penyedia Layanan Media Sosial seperti Twitter, Facebook dan Google sedang dirampingkan untuk meningkatkan peran tersebut.
Sebagai informasi KKMM juga membentuk Tim Respons Cepat yang terdiri dari petugas terampil dari Kementerian, MCMC dan Majelis Keselamatan Negara (MKN).
Selain itu portal "Sebenarnya.my" juga dibuat sebagai sumber untuk mendapatkan berita yang lebih akurat.
"Alhamdulillah sepanjang 2020 hingga Juli 2021 portal ini mendapatkan 186 juta views dengan 9,83 juta hits yang menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi sejak terjadinya wabah COVID-19," katanya.
Sementara itu penegakan hukum sedang mendapat perhatian untuk menjalankan khususnya Pasal 505, KUHP dan juga UU Komunikasi dan Multimedia 1998.
"Sebagai informasi, Kementerian sedang mengkaji hal ini lebih lanjut untuk memastikan pengendalian yang efektif dapat diterapkan untuk mengurangi penyebaran berita- berita tidak benar terutama di Whatsapp, Facebook dan juga saluran media lainnya," katanya. (ant/dil/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setiap Hari 100 PMI Pulang dari Malaysia Melalui PLBN Entikong
Redaktur & Reporter : Adil