jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita telah mengumumkan kenaikan harga ceiling prize (harga batas atas) kendaraan kategori Low Cost Green Car (LCGC) sebesar 5 persen.
Menurut Koordinator Fungsi Industri Alat Transportasi Darat, Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Dodiet Prasetyo, kenaikan harga LCGC itu telah melalui pertimbangan yang komprehensif.
BACA JUGA: Kendaraan Keluaran Terbaru, Termasuk LCGC Tidak Dirancang untuk BBM RON Rendah
"Hitung hitungan tersebut telah dikaji dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat secara komprehensif dan telah mendapatkan persetujuan Menteri untuk menaikkan ceiling prize sebesar 5 persen," ujar Dodiet Prasetyo kepada Antara di Jakarta.
Sebagai ilustrasi, penetapan harga jual terakhir berdasarkan Permenperin 36 tahun 2021 ialah Rp 135 juta.
BACA JUGA: LCGC Tak Lagi Jadi Mobil Murah, Bagaimana Pamornya?
Oleh karena itu, dengan adanya persetujuan Menperin tersebut maka perusahaan dapat menaikkan harga ceiling prize maksimal 5 persen dikali Rp 135 juta, yakni sebesar Rp6,7 juta.
Adapun pertimbangan pemberian persetujuan kenaikan harga ini, antara lain terjadinya perubahan kondisi atau indikator ekonomi seperti harga bahan baku pembentuk mobil misalnya logam, karet, ongkos logistik, dan lainnya.
BACA JUGA: Pasar LCGC Terseok-seok, Datsun Indonesia Tak Tertolong
Selain itu juga mempertimbangkan kondisi perekonomian, seperti inflasi.
Namun demikian, Kemenperin menilai kenaikan ini tidak akan mempengaruhi penjualan secara signifikan.
Pihaknya optimistis bahwa pasar otomotif, khususnya penjualan LCGC tetap akan meningkat seiring dengan inovasi fitur dan ubahan baru yang akan disematkan pada mobil-mobil tahun ini.
Lebih lanjut Dodiet mengungkapkan segmen LCGC dinilai masih akan tetap prospektif terlebih dengan adanya investasi baru dari sejumlah pabrikan otomotif.
Dia menambahkan pemerintah pun masih akan tetap mendorong LCGC untuk mendukung efisiensi bahan bakar dalam teknologi kendaraan tersebut guna mengurangi impor minyak.
"Prediksi kami bahwa produksi kendaraan KBH2 tetap akan meningkat, mengingat akan terdapat refreshment full model change kendaraan KBH2 yang dapat meningkatkan keberterimaannya oleh masyarakat," kata Analis Pembina Industri Ahli Madya Kemenperin tersebut. (ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Bekas LCGC Lebih Rentan, Sebelum Beli Disarankan Periksa Detail
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha