jpnn.com - JAKARTA - Paska bencana jebolnya bendungan Way Ela di Maluku Tengah, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana merelokasi penduduk yang tinggal di sekitar bendungan tersebut. Kebijakan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan banjir bandang yang kembali terjadi usai jebolnya bendungan tersebut pada akhir Juli lalu.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU, Mohamad Hasan mengatakan bahwa potensi bahaya bagi penduduk di sekitar bendungan Way Ela masih sangat tinggi.
BACA JUGA: Potensi Kerugian Negara Sektor Minerba Triliunan Rupiah
Oleh sebab itu, Hasan merekomendasikan agar penduduk sekitar bendungan tersebut direlokasi dari tempat tinggalnya. Selain itu, dia menghimbau agar penduduk yang direlokasi tidak kembali ke lokasi semula selama satu siklus banjir besar yang berlangsung sekitar lima tahunan.
"Untuk itu kami melakukan koordinasi dengan pemda setempat mengenai penanganan masalah sosial yang timbul akibat bencana jebolnya Bendungan Way Ela ini. Pemda harus mencarikan solusi berupa relokasi penduduk ke tempat lain," terang Hasan melalui siaran persnya, Kamis (29/8).
BACA JUGA: 11 Gubernur Raih Penghargaan Inovasi Daerah
Hingga saat ini, Hasan mengatakan bahwa warga yang terkena dampak jebolnya bendungan tersebut masing berada di lokasi pengungsian. "Saat ini penduduk tidak mungkin terlalu lama tinggal di tenda-tenda pengungsian. Namun relokasi ini kami harapkan dilakukan dengan penggunaan pendekatan dialog," lanjutnya.
Sementara itu, Hasan mengatakan bahwa saat ini penanganan paska jebolnya bendungan alam Way Ela berfokus pada pembangunan infrastruktur yang bersifat darurat. Yakni pembangunan jembatan darurat, guiding wall, check dam dan sand pocket. "Pengerjaan infrastruktur darurat ini ditargetkan akan selesai pada akhir tahun. Pembangunan jembatan permanen sendiri akan dilakukan segera setelah aliran sungai dan kontur tanah stabil," ujar Hasan.
BACA JUGA: Tahun Politik, Legislasi DPR Seret
Selain itu, terkait dengan pembangunan waduk alternatif untuk pasokan air baku bagi kota Ambon, Hasan mengatakan saat ini pihaknya sedang menjalankan pembangunan waduk di Way Ruhu dan Batu Gantung di dekat Ambon. Selain untuk pasokan air baku kota Ambon, waduk tersebut akan digunakan untuk mengurangi dampak banjir yang sering terjadi di Ambon.
Hasan juga menekankan bahwa saat ini masih ada potensi bahaya jebolnya bendungan alam Way Ela meski tidak sebesar sebelumnya. Karena itu dia telah menyiapkan high risk map yang memetakan resiko bahaya di Way Ela. "Potensi ini paling tidak akan tetap ada sekitar lima tahun sampai aliran sungai dan kontur tanah stabil nantinya," pungkas Hasan.
Jebolnya bendungan Way Ela yang terjadi pada 27 Juli lalu menyebabkan 1 korban jiwa serta 470 rumah dan puluhan fasilitas publik rusak total. Selain itu, bencana alam tersebut menyebabkan ribuan orang mengungsi. (dod)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapat Saran dari Kiai, Mahfud Ogah Ikut Konvensi
Redaktur : Tim Redaksi