BACA JUGA: Pemerintah Butuh Investasi Rp 3.000 Triliun
Hal ini karena rupiah kian menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dan harga minyak dunia terus melonjak di luar prediksi semulaBACA JUGA: Menkeu: Presiden Tak Setuju Anggaran Gedung
Nilai tukar juga pasti kita revisiData di Bank Indonesia (BI) mencatat, Dolar AS yang kian melemah berdampak pada penguatan mata uang lainnya termasuk rupiah
BACA JUGA: Pemerintah Targetkan Penuhi 12 Persen Investasi
Rupiah bahkan menguat hingga ke level Rp8.642 per USDPenguatan juga terjadi pada Euro yang menguat ke 1,4396 per USD, Pound menguat 1,6408 per USD dan Dolar Australia menguat 1,0619 per USD.Untuk nilai tukar rupiah ini, Bambang mengasumsikan revisi harus dilakukan lebih rendah dari yang ditetapkan APBN yakni Rp9.250 per USDNamun demikian, pihaknya berjanji akan terus memantau pergerakan nilai tukar ini hingga beberapa pekan kedepan sebelum memutuskan nilai revisiNamun saat ditanya nilai yang dianggap aman, Bambang mengatakan Rp9.000 sebagai angka yang moderat.
‘’Menurut saya yang paling aman itu Rp9.000, saya bilang moderatTapi kalau mau lebih juga bisaTapi kita lihatlah nanti, karena ini masih bulan April dan kita masih punya 1-2 bulan lagi untuk melihat perkembangan terakhirBI pasti lebih tahu itu,’’ kata BambangSementara itu, pemerintah juga dipaksa ekstra waspada dengan kenaikan harga minyak menuju level tertinggiPada perdagangan London pekan lalu, harga minyak sudah menyentuh USD120,63 per barel atau menjadi yang tertinggi sejak 2,5 tahun terakhir.
Kenaikan yang sama juga terjadi di berbagai perdagangan internasionalDampaknya, 9 negara di kawasan Asia Tenggara bahkan sudah menaikkan harga BBM mereka mulai 9-16 persen dari harga semulaKenaikan harga minyak ini dipicu kekhawatiran global atas konflik di kawasan timur tengah terutama di Libya dan sekitarnya‘’Yang di Libya ini sebenarnya temporerBahwa (konflik Libya) itu menjadi sekian lama tentu di luar perkiraan kitaJadi memang harus kita pantau terus,’’ kata Bambang.
Yang jelas kata Bambang, perubahan asumsi ini akan direalisasikan pada pengajuan usulan APBN-P 2011Pengajuan revisi diperkirakan terjadi pada pertengahan tahun ini‘’Paling cepat bulan JuliJadi antara bulan Juni-Juli kita akan revisi terhadap APBN, terutama pada perkiraan harga minyak, lifting minyak dan volume BBM yang dikonsumsi juga akan kita tinjau lagi pada saat itu,’’ tegas Bambang.
Menjelang waktu pengajuan revisi tersebut, ditambahkan Menteri Koordinator bidang ekonomi Hatta Radjasa, pemerintah akan memastikan APBN tetap amanPemerintah juga belum berencana untuk menaikkan harga BBM seperti langkah yang diambil negara-negara lainnya menyikapi kenaikan harga minyak dunia‘’Sampai sekarang masih bisa kita kendalikan, meski harga sekarang tinggiIni karena ada penguatan rupiah dan yang paling penting disiplin kuota BBM 38,6 juta KL harus ditepatiKalaupun terjadi migrasi, jangan sampai berlebihan,’’ tegas Hatta.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mandiri Incar Transaksi Luar Negeri Rp 119 T
Redaktur : Tim Redaksi