Pemerintah Siapkan Antisipasi Karhutla di Awal 2019

Kamis, 24 Januari 2019 – 19:27 WIB
Rapat Koordinasi Khusus Antisipasi Karhutla 2019 di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia berhasil menekan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2018. Kerja keras para pihak, baik pemerintah dan swasta, serta peran masyarakat di tingkat tapak telah berhasil mengatasi karhutla tahun lalu.

Hal tersebut disampaikan Menteri Polhukam, Wiranto, dalam Rapat Koordinasi Khusus Antisipasi Karhutla Tahun 2019 di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta pada Rabu (23/1 ).

BACA JUGA: Tingkatkan Produktivitas Hutan Alam dengan Silin

Wiranto juga menyampaikan bahwa tahun 2019 ini, fokus kerja pemerintah akan terbagi dengan pengamanan pemilu, sehingga semua pihak khususnya TNI dan POLRI perlu menyiapkan sumber daya yang optimal untuk penanganan karhutla dan pengamanan pelaksanaan pemilu.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri LHK, Siti Nurbaya, menyampaikan bahwa, keberhasilan penanganan karhutla tahun 2018 ini dicapai berkat kerja keras semua pihak.

BACA JUGA: Menteri LHK: Taman Nasional Komodo Tak Bisa Ditutup Mendadak

Berbagai upaya juga dilakukan KLHK di tingkat tapak, baik upaya pencegahan atau pun pemadaman. Pencegahan dilakukan melalui kegiatan patroli terpadu pencegahan karhutla, meningkatkan kapasitas SDM, membentuk Brigade Pengendalian karhutla pada wilayah rawan, penyadartahuan masyarakat, meningkatkan peringatan dan deteksi dini, serta meningkatkan koordinasi dengan para pihak. 

“Selain upaya pencegahan, KLHK juga selalu siaga dan gerak cepat melakukan pemadaman yang dilakukan oleh Manggala Agni bersama para pihak. Pemadaman udara (water bombing) juga dilakukan, untuk menuntaskan kebakaran pada areal yang sulit dijangkau,” jelas Menteri Siti.

BACA JUGA: Tingkatkan Pemanfaatan Kayu Hutan Alam, KLHK Terapkan Sistem Silin

Dia juga menegaskan bahwa di tahun 2019 ini, semua pihak tetap harus waspada menghadapi ancaman karhutla, mengingat prediksi BMKG terkait iklim tahun 2019 yang diperkirakan lebih kering dibandingkan tahun 2018. 

“Di beberapa wilayah, sampai dengan saat ini sudah banyak terpantau titik panas atau hotspot, dan juga karhutla yang sebagian besar terjadi di Provinsi Riau, serta sebagian kecil terjadi di Provinsi Jambi, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Kondisi ini tentu harus diwaspadai upaya pencegahan harus diprioritaskan,” tutur Menteri Siti. 

Rapat koordinasi ini dihadiri oleh berbagai Kementerian/Lembaga, antara lain BPK, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kemenko Perekonomian, Sekretariat Negara, Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, Bappenas, TNI, POLRI, BMKG, BNPB, BIG, KSP, serta para Gubernur dan pejabat terkait provinsi rawan karhutla. 

Turut hadir mendampingi Menteri Siti, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Ruandha A. Sugardiman, dan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles B. Panjaitan.

Dalam rapat ini, beberapa kepala daerah dan panglima kodam juga melaporkan beberapa kendala yang perlu segera dicari solusinya terkait dengan pendanaan dalkarhutla, serta pentingnya sarana prasarana pemadam dan dukungan perangkat kebijakan, untuk optimalisasi pengendalian karhutla.(adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK dan BPS Sepakati Kerja Sama Penyediaan Data dan Informasi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler