"Paling tidak jangan sampai subsidi memberatkan
BACA JUGA: Dua Krisis, Indonesia Tetap Stabil
Sekarang ini cukup memberatkanBACA JUGA: 12 Negara Bahas Audit Utang Negara
Memang ada pengaruhnya, tapi study besarnya berapa belum ada," kata Dedi usai membuka Workshop national the global financial crisis and vulnerabilities-impact, response,next step di gedung Bappenas, Jakarta.Diakui Dedi, pemberian subsidi memiliki aspek politik yang cukup besar
BACA JUGA: Lahan Tak Digarap, Negara Rugi Ribuan Triliun
"Soal ke arah sana (subsidi dihapuskan), mungkin bu Menteri saja gak berani ngomongTapi yang jelas, kalau bisa subsidi itu jangan sampai terlalu besar," katanya.Melalui perhitungan kasar, jelas Dedi, pemerintah harus mengeluarkan sepertiga dari kekuatan APBN untuk subsidi dan membayar utangLalu seperenam dari sepertiga APBN tersebut, fokus digunakan hanya untuk mensubsidi kebutuhan masyarakat dengan nilai mencapai Rp100 triliun lebih."Ya sekitar itulahKurang lebih sebesar itu per tahunItu kalau TDL tidak jadi naik, angkanya bisa lebih besar lagi," kata Dedi.
Sementara itu, terkait kebijakan fiskal, Dedi mengatakan hingga saat ini pemerintah menilai bahwa pemberian intensif fiskal berpengaruh langsung terhadap penyerapan tenaga kerja."Namun memang ada beberapa hal yang masih harus kita evaluasiMeski belum ada study detail, tapi kami sudah coba dari sisi penyerapan tenaga kerja," katanya.
Bagaimanapun nantinya kebijakan pemerintah terkait subsidi dan kebijakan fiskal, Dedi mengatakan bahwa fokus pemerintah tetap sesuai target sebelumnya di Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2010"Kita akan tetap fokus agar 155 program prioritas di tahun ini dapat berjalan," katanya.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Separoh Bogor untuk Hunian
Redaktur : Tim Redaksi