JAKARTA--Untuk memperkuat dan memenuhi kebutuhan kelistrikan di pulau Jawa, pemerintah berupaya meningkatkan penggunaan pembangkit listrik biomass (sampah) yang berasal dari limbah industri kelapa sawit.
"Kami ingin tingkatkan energi biomassa, paling tidak bisa menyuplai kebutuhan listrik di luar jawa," ujar DirJen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Kardaya Warnika di Jakarta, Kamis (13/10).
Disebutkannya, industri kelapa sawit ini tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia, mulai Aceh, Riau, Lampung hingga Kalimantan.
Kardaya mengaku bahwa cangkang yang tidak terpakai dan limbah dari industri sawit selama ini dibiarkan terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan dengan baik, padahal bisa menghasilkan energi untuk pembangkitan listrik.
"Ini harus dioptimalkan untuk menghasilkan listrikDi samping itu juga limbah industri sawit bisa habis dengan emisi yang baik tanpa mencemari lingkungan," ungkap Kardaya.
Selain itu kata dia, ini juga akan menciptakan lapangan kerja, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang banyak." Memang skalanya kecil di bawah 10 Megawatt
BACA JUGA: Presiden Diminta Luruskan Kebijakan Mendag
Tapi jika ada 500 unit saja, tentu saja menghasilkan listrik sangat besar," terangnya.Kardaya berharap, dengan diterapkannya tarif baru harga listrik energi terbarukan mampu meransang bagi para pengembang energi biomass untuk mengembangkan usahanya
Seperti diketahui pemerintah menaikkan harga listrik yang dihasilkan dari biomassa, biogas, dan sampah kota
BACA JUGA: Investasi Tambang di Kukar Rawan Masalah
Dari Rp 656 per kwh menjadi Rp 850 hingga Rp 1.050 per kwhBACA JUGA: Lima Usaha Dapat Tax Holiday
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumsi Listrik Terus Cetak Rekor
Redaktur : Tim Redaksi