Biro Statistik Nasional Tiongkok menunda laporan sensus tahun 2020 dengan dugaan karena jumlah penduduk sekarang menurun di bawah angka 1,4 miliar orang. (AP: Kin Cheung)

Jumlah penduduk di Tiongkok meningkat tahun lalu, demikian pernyataan Biro Statistik negara tersebut, yang tampaknya disampaikan sebagai usaha untuk membantah laporan bahwa jumlah penduduk di sana terus menurun.

Hari Selasa, harian bisnis terbitan Inggris The Financial Times mengatakan bahwa Tiongkok akan melaporkan bahwa jumlah penduduknya ada di bawah angka 1,4 miliar yang turun dari jumlah penduduk tahun 2019.  Ini adalah penurunan jumlah penduduk pertama kali di Tiongkok selama 50 tahun terakhir.

BACA JUGA: Australia Waspadai Ancaman Teror dari Kelompok Kanan dan Islam

Biro Statistik Nasional Tiongkok menunda penerbitan laporan sensus sepuluh tahunan yang harusnya diumumkan tahun lalu.

Tidak ada alasan mengenai penundaan penerbitan laporan selain pernyataan bahwa masih diperlukan persiapan lebih lanjut. 

BACA JUGA: Kasus COVID India Lampaui 18 Juta Orang, 29 di Antaranya Warga Negara Indonesia

Semula laporan akan diterbitkan pada akhir bulan April.

"Menurut pemahaman kami, di tahun 2020, populasi di negara kita terus bertambah," demikian pernyataan yang dikeluarkan Biro dalam satu kalimat, dan menambahkan bahwa jumlah yang sebenarnya akan disampaikan ketika laporan diterbitkan.

BACA JUGA: Kamboja Lockdown Gegara Corona, Warganya Terancam Kelaparan

Tingkat kelahiran di Tiongkok terus menurun meski sudah ada kebijakan dua anak sekarang ini yang mulai diterapkan di tahun 2016 guna menggantikan kebijakan sebelumnya yakni satu anak per keluarga.

Menurut Kementerian Keamanan Publik Tiongkok, tahun lalu tingkat kelahiran turun 15 persen dengan 10,03 juta kelahiran dibandingkan di tahun 2019.

Sensus penduduk yang dilakukan di Tiongkok di tahun 2010 mencatat jumlah penduduk adalah 1,34 miliar orang. 

Di tahun 2019, jumlah penduduk itu meningkat menjadi 1.40 miliar, kata Biro Statistik bulan Februari tahun lalu.

Hari Kamis, Biro Statistik Tiongkok tidak mengatakan apakah angka pertumbuhan penduduk tahun 2020 diukur dari tahun 2019 atau dari tahun 2010.

Ini artinya, jumlah penduduk meningkat dari tahun 2010, namun menurun dari tahun 2019.

"Hasil sensusnya sendiri akurat namun alasan bagi penundaan penerbitan laporan menunjukkan bahwa spekulasi mengenai beberapa hal benar adanya," kata Liu Kaiming seorang pakar masalah tenaga kerja di kota Shenzhen.

"Jumlah angka kelahiran yang dikeluarkan oleh Kementerian Keamanan Publik turun di bawah angka 10 juta. Jadi, kemungkinan jumlah penduduk di tahun 2020 di bawah 1,4 miliar.

Menurut harian The Financial Times, jumlah penduduk Tiongkok adalah topik yang sensitif bagi negara tersebut dan tidak akan dikeluarkan sampai berbagai departemen pemerintah menyepakati data dan dampaknya bila diterbitkan.

Menurunnya jumlah penduduk yang tidak diperkirakan ini akan membuat pemerintah pusat di Beijing harus berpikir mengenai kebijakan baru guna mendorong warga memiliki lebih banyak anak dan mencegah penurunan jumlah penduduk yang berkepanjangan.

Dalam beberapa bulan terakhir, media pemerintah Tiongkok mulai mengatakan bahwa jumlah penduduk akan menurun dalam beberapa tahun mendatang.

Di tahun 2016, Beijing menerapkan target bahwa di tahun 2020 jumlah penduduk akan mencapai 1,42 miliar.

Terakhir kali jumlah penduduk di Tiongkok menurun adalah antara tahun 1959 sampai 1961 ketika Mao Zedong melancarkan kampanye bernama Great Leap Forward (Lompatan Jauh ke Depan).

Selama masa itu, jumlah penduduk berkurang sebanyak 13,48 juta orang karena adanya kebijakan ekonomi yang salah dan menyebabkan banyak terjadi kelaparan di mana-mana.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari 

Reuters

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jepang Punya Waktu 85 Hari Untuk Memastikan Olimpiade Tokyo Berjalan Aman

Berita Terkait