Pemerintahan SBY Permainkan Rakyat

Gunakan Politik Yoyo, untuk Raih Simpati Rakyat

Selasa, 27 Januari 2009 – 13:48 WIB
Buka Rakernas. Megawati Soekarnoputri saat membuka Rakernas IV PDIP di Solo. foto: auri jaya
SOLO - Ketua umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri menuding Pemerintahan SBY menerapkan politik Yoyo, politik naik turun yang kelihatannya indah tetapi rakyat tetap sengsaraIa mencontohkan politik penurunan harga Bahan Bakar Minyak yang setengah hati, yang hanya untuk mendapatkan simpati publik bukan untuk menyelesasikan persoalan

BACA JUGA: Mega Akui Belum Punya Cawapres

''Apa yang dilakukan pemerintah untuk menarik simpati rakyat ibarat yoyo, naik turun-naik turun
Kelihatannya indah, tetapi masyarakat tetap sengsara,'' kata Megawati ketika menyampaikan pidato sambutan pembukaan Rakernas IV PDI Perjuangan di Solo, Selasa (27/1).

Lebih jauh, Megawati menyatakan bahwa Fakta tersebut  menunjukkan proses pembangunan ekonomi yang dilaksanakan sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) semakin menjauh dari cita-cita untuk mewujudkan keadilan sosial, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia."Anggaran dari APBN tahun 2004 sebesar Rp380 triliun, dan naik tiga kali lipat pada tahun 2008, tetapi tidak sebanding dana yang dilakukan untuk pengentasan kemiskinan," katanya.

Tahun 2004, dana untuk pengentasan kemiskinan sebesar Rp18 triliun menjadi Rp 70 triliun pada tahun 2008, tapi jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 tercatat 34 juta orang, sedangkan tahun 2008 justru naik menjadi 35 juta orang."Jadi, pemerintah masih mempermainkan rakyat, sehingga upaya menata kemakmuran bagi kita adalah untuk menjawab persoalan besar bangsa saat ini yaitu kemiskinan, pengangguran, dan stabilitas harga," katanya.

Mantan Presiden RI itu menyatakan Indonesia masa depan memberikan keyakinan mengenai kemandirian, daya saing, dan keadaban bangsa yang setara dengan negara-negara maju lainnya

BACA JUGA: Pram: Mega Bisa Bikin Kejutan

"Untuk menata kemakmuran Indonesia masa depan itu perlu dilakukan bersama dengan dua prioritas melalui delapan langkah prioritas, karena itu saya sebut dengan kebijakan 28", katanya
Prioritas tersebut antara lain,  meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa melalui peningkatan ketahanan bangsa, dan pemerintahan yang jujur, terbuka dan melayani.

Prioritas berikutnya adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dan perluasan kesempatan kerja.
Delapan langkah prioritas yang maksud yaitu memperkuat pertahanan negara dan kedaulatan negara dengan memperkuat struktur pertahanan negara dan menjaga stabilitas keamanan bangsa dalam konteks dinamika kawasan.Selanjutnya, memperkuat kedaulatan pangan dan energi, dengan menjadikan kedaulatan pangan dan energi sebagai sumber peningkatan produktivitas dan daya saing bangsa, dan memperkuat kedaulatan keuangan dengan memperkuat struktur kelembagaan keuangan nasional dan menjamin akses pelaku ekonomi produktif terhadap sumber-sumber keuangan.(aj/JPNN)

BACA JUGA: Pro Mega Center Desak Koalisi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kader Tertangkap Judi, Golkar Tetap Pede


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler