Pro Mega Center Desak Koalisi

Senin, 26 Januari 2009 – 19:55 WIB
SOLO - Direktur Pro Mega  Center Mochtar Muhammad mengharapkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan yang digelar di Solo 27 - 28 Januari ini dapat menghasilkan kesepakatan wacana koalisi partai, sebelum akhirnya menentukan calon wakil presidenSebab, sistem pemilu dengan multi partai yang berlaku di Indonesia saat ini tidak akan menciptakan single majority

BACA JUGA: Kader Tertangkap Judi, Golkar Tetap Pede

'' Jadi, saat ini, siapa yang paling cepat bisa melakukan koalisi antar partai, maka mereka itulah yang bakal menjadi pemenang pemilu,'' kata Mochtar Muhammad kepada wartawan di sela-sela persiapan Rakernas di Solo, Senin (26/1).

Mochtar menegaskan, saat ini sejumlah partai politik sudah mulai menghitung kekuatan koalisi paska pemilu legislatif 2009.Karena itu, Mochtar menegaskan, bahwa dalam Rakernas di Solo kali ini, PDI Perjuangan diharapkan sudah membangun wacana koalisi dengan partai lain
''Bukan hanya terfokus kepada penentuan calon wakil presiden

BACA JUGA: Karsa Menang Pilgub Ulang di Madura

Sebab, menurut pengalaman sebelumnya, membangun koalisi antar partai biasanya lebih efektif sebelum menentukan figur calon wakil Presiden yang akan mendampingi Ibu Mega.''

Ditanya soal dengan siapa idealnya wacana koalisi partai yang bisa disandingkan dengan PDIP, Mochtar menyebut sejumlah partai yang menurutnya ideal untuk bersanding dengan partai berlambang moncong putih tersebut
Diantaranya, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Gerindra dan PKS

BACA JUGA: Gus Ipul Rangkul Khofifah

''Visi yang diusung Gerindra dan Hanura sejalan dengan PDIP, jadi saya kira untuk kedua partai tersebut lebih mudah untuk disatukanSementara untuk PKS, memang masih diperlukan pembicaraan dan lobi-lobi tingkat tinggi,'' Mochtar menambahkan.

Menyinggung wacana Cawapres PDIP yang bakal diusung oleh PDIP, Mochtar berharap partai akan lebih berhati-hati dalam menentukan pendamping MegawatiApalagi, dalam beberapa kali survey, menunjukkan bahwa pertarungan Capres dan Cawapres 2009 nanti, hanya akan didominasi dua pertarungan besar Incumbent SBY versus Megawati Soekarno Putri''Melihat kondisi ini, tentu partai harus lebih berhati-hati dan cerdas dalam menentukan figur cawapresnya,'' ujarnya.

Menurut Mochtar, wacana yang berkembang di bawah saat ini posisi Hidayat Nurwahid menempati posisi teratasKemudian diikuti oleh Wiranto, Prabowo dan Hamengkubuwono X''Kalau mengikuti wacana dari bawah, memang Pak Hidayat paling layak untuk mendamping Ibu MegawatiBaru kemudian diikuti oleh Pak Wiranto dan PrabowoSementara, Pak Hamengkubuwono X hanya pada tataran elit saja,'' Mochtar menandaskan.

Meski begitu, sebagai kader partai Mochtar mengaku tetap akan mendukung penuh jika nantinya PDIP ternyata menjatuhkan pilihan figur lain selain Hidayat Nurwahid sebagai cawapres Megawati''Sebagai kader Partai, kami akan tetap loyal mendukung setiap keputusan maupun kebijakan partaiKarena kami memang pendukung Ibu Megawati, jadi apa pun yang diputuskan, itu yang akan kami dukung dan kami amankan,'' Ujar Mochtar menandaskan.

Sementara Pengamat politik dari Universitas Paramadhina Yudhi Latief juga sepakat bahwa koalisi PDIP-PKS sangat ideal untuk membentuk pemerintahan”Kalau dua partai ini bersekutu, saya rasa, bisa menyelesaikan semuanya,” tandasnyaMeski ideologi kedua partai tersebut bertolak belakang, lanjut Yudhi, jika ditemukan formulasinya, justru bisa saling melengkapi.

Yudhi berpendapat, sebagai bagian dari mozaik sebuah bangsa partai politik boleh membawa bendera perjuangan ideologinyaTapi, ketika sudah masuk pada tataran kepentingan bangsa, partai politik harus rela melepaskan ego kelompoknya”PKS boleh membawa suara IslamTapi, ketika nanti menjadi penguasa, dia harus berbicara permasalahan nasional,” katanya(aj/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sembako Murah, Sengsarakan Petani


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler