Lembaga Fair Work Commission di Australia menetapkan semua pemetik buah harus dijamin mendapatkan upah mininum.
Fair Work Commission adalah lembaga di Australia yang memastikan tenaga kerja mendapatkan haknya sesuai hukum, seperti jumlah upah yang diterima, serta diperlakukan secara adil.
BACA JUGA: Bebas dari Penjara Indonesia, Heather Mack Ditangkap Sesaat Setelah Mendarat di Chicago
Lembaga tersebut menetapkan agar para pemetik buah tidak lagi dibayar dengan sistem 'a piece rate' atau diberi upah sesuai dengan berapa jumlah buah yang dipetik.
Upah seperti ini tergantung pada kemampuan individu pemetik buah, yakni semakin cepat dia memetik atau memanen buah dan sayuran, maka pendapatannya pun akan makin tinggi.
BACA JUGA: Bea Cukai Fasilitasi Perusahaan Ini Ekspor Pakaian Dalam ke Amerika dan Australia
Bulan Desember 2020 lalu, serikat pekerja Australian Workers Union (AWU) mengajukan keberata kepada Fair Work Commission soal sistem upah sepeti itu.
Mereka mendesak agar setiap pemetik buah harus mendapat bayaran minimum untuk pekerja kasual, yakni $25,41, atau lebih dari Rp250 ribu, per jam.
BACA JUGA: Warga Indonesia di Australia Tak Sabar Kunjugi Keluarganya, Tetapi Masih Ada Ketidakpastian
Setelah melakukan kajiannya, Rabu kemarin Fair Work Commission berkesimpulan aturan sistem pembayaran saat ini, yang mengikuti Sistem Pengupahan di Bidang Holtikultur, sudah tidak cocok lagi.
"Sistem itu tidak memberikan keamanan pembayaran upah yang relevan dan adil yang diamanatkan oleh Undang-undang," kata lembaga tersebut.
Sekretaris Nasional AWU, Dan Walton menggambarkan keputusan Fair Work Commission sebagai salah satu keputusan paling penting dalam sejarah ketenagakerjaan di Australia.
"Saya yakin keputusan ini merupakan yang paling penting dalam sejarah 135 tahun keberadaan serikat pekerja ini," kata Walton.
"Para pemetik buah di Australia sudah lama dan secara sistematis dieksploatasi dan dibayar rendah.
"Terlalu banyak petani yang bisa memanipulasi sistem a piece rate sehingga bayaran yang mereka berikan di bawah standar di Australia.
"Sekarang akan mudah bagi para pekerja, bahkan bila mereka tidak bisa berbahasa Inggris sekalipun, untuk mengerti apakah mereka mendapat upah rendah atau tidak.
"Mulai dari sekarang, kalau anda mendapat lebih sedikit dari $25 per jam sebagai pemetik buah di Australia, artinya bos Anda melanggar hukum dan mencuri uang anda." Kemungkinan harga jadi lebih mahal di pasar
Federasi Petani Nasional Australia sebelumnya menentang perubahan aturan upah, dengan mengatakan sistem 'a piece rate' justru membantu produksi.
Mereka merasa perubahan apa pun soal upah akan membuat banyak petani bangkrut.
Menteri Pertanian Australia, David Littleproud mengatakan mencoba memahami soal perubahan sistem upah tersebut.
"Fair Work Commission adalah juri yang independen. Otoritasnya independen yang terpisah dari Pemerintah Federal," katanya.
Menurutnya perubahan sistem upah nantinya akan membuat warga di Australia harus membayar lebih mahal untuk produk yang mereka beli di supermarket.
"Petani harus membayar lebih untuk produksi dan biaya produksi itu dibebankan di harga pasaran," katanya lagi.
"Kita bisa menyimpulkan, bahwa di satu saat nanti, walau saya belum membaca keputusan sepenuhnya, akan ada kenaikan harga di supermarket."
Mereka yang menentang keputusan terbaru Fair Work Commission bisa mengajukan banding sebelum akhir tahun 2021.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News [Embedded unfair work indonesian]
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Lebih dari Dua Minggu Hilang di Australia Barat, Balita Perempuan Ditemukan Selamat