Pemilu 2009 Rentan Anarki

Potensi Suara Tidak Sah Mencapai 60 Persen

Senin, 12 Januari 2009 – 00:56 WIB
KINERJA KPU: Ketua KPU Hafiz Anshary (kanan) didampingi DirekturEksekutif Indo Barometer M Qodari saat pemaparan hasil survei indo barometer di Jakarta, kemarin (11/1).Hasil survei Indo Barometer menunjukkan potensi surat suara tidak sah pada Pemilu legislatif April mendatang mencapai 60 persen yang dikhawatirkan akan memicu anarki akibat ketidakpuasan. Foto : Raka Deny/JAWA POS
JAKARTA – Pemilu legislatif kurang 87 hari lagiNamun, sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai sangat kurang

BACA JUGA: Sultan Tak Hadiri Konvensi Capres DIB

Hasil survei Indo Barometer mengungkapkan, ada potensi 60 persen suara rusak atau tidak sah pada pemilu nanti akibat kesalahan metode memilih


Menurut hasil survei itu, lebih dari separo responden menganggap, memberi tanda pada gambar partai dan nama calon anggota DPR sekaligus, adalah sah

BACA JUGA: Pengamat Kecam Pencapresan Laksamana

Padahal, sesuai UU Nomor 10/2008 tentang Pemilu jelas menyebutkan, pemberian tanda yang sah hanyalah satu kali
’’Luar biasa, ini bisa memicu anarki pemilu,’’ tegas Direktur Eksekutif Indo Barometer Mohammad Qodari saat melansir hasil surveinya di Hotel Century Atlet, Jakarta, Minggu (11/1)

BACA JUGA: Hanura Mantapkan Kekuatan di Makasar


 
Menurut Qodari, jika pemilu dilaksanakan saat ini, kemarahan partai dan caleg yang kehilangan suara akibat kesalahan metode penandaan itu dipastikan bakal munculQodari melanjutkan bahwa angkanya cukup fantastisJika diasumsikan pemilih berjumlah 170 juta, potensi suara tidak sah menjadi 102 juta’’Bayangkan, hanya 28,7 persen yang sadar bahwa mencoblos dua kali itu sekarang tidak sah,’’ tambah dia

Sisanya, 10,5 persen, tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan soal cara pemberian suara tersebutDia lantas membandingkan dengan data golput yang diolah lembaganya pada Pemilu 2004Batasan golput yang digunakan adalah gabungan orang yang memutuskan tidak datang memberikan suara dan orang yang datang tapi kertas suaranya tidak sah akibat rusak/sengaja dirusakJumlahnya mencapai 34,5 juta atau sekitar 22,34 persen


Waktu itu, tegas Qodari, angka golput meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan dengan Pemilu 1999 karena ada perubahan sistem pemiluYaitu, pemilih selain mencoblos partai juga memilih caleg’’Nah, saat ini (2009, Red) perubahannya banyak yang menilai lebih rumitJadi, jika sosialisasinya tidak lebih diintensifkan, potensi peningkatan sangat relevan,’’ paparnya.

Fakta masih minimnya sosialisasi tentang pemilu juga tampak pada bagian lain survei Indo BarometerHampir separuh responden (48,2 persen) juga belum mengetahui secara tepat waktu pelaksanaan pemiluHanya 51,8 persen yang mengetahui bahwa pesta demokrasi lima tahunan akan dilaksanakan April 2009.

Sebanyak 25,5 persen mengaku tidak tahu/tidak jawabSedangkan sisanya, jawaban responden tersebar mulai Mei 2009 bahkan hingga November 2009(dyn/bay/mk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Pastikan Sudah Kantongi Nama Cawapres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler