jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI), Jeirry Sumampow, menilai kredibilitas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) benar-benar dipertaruhkan dengan pembelian empat mobil mewah sebagai kendaraan dinas para pimpinan dan anggota Bawaslu.
Pasalnya, mobil dinas yang sebelumnya digunakan, baru berusia 6 tahun dan masih sangat layak. Namun tetap saja pembelian dilakukan.
BACA JUGA: Gara-gara Mobil Mewah, Integritas Bawaslu Diragukan
"Pembelian mobil dinas untuk pimpinan Bawaslu tak beralasan. Selain itu problem yang kita lihat sekarang, mereka (Bawaslu) ikut dalam arus yang kurang sensitif pada persoalan sosial. Harusnya mereka bisa membatasi diri untuk tidak hidup seperti pejabat negara yang lain," kata Jeiry di Jakarta, Selasa (12/11).
Menurut Jeirry, Bawaslu seharusnya memiliki respon sensitif terkait kehidupan masyarakat sosial masyarakat Indonesia. Mayoritas masyarakat menurutnya, hidup dalam kesederhanaan dan bahkan kekurangan.
BACA JUGA: Anggaran Habis, Perbaikan DPT Bermasalah Terancam Tidak Maksimal
Sementara pimpinan Bawaslu di tengah banyaknya permasalahan dalam pemilu, justru menikmati kemewahan hanya dengan alasan dilakukan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
“Kalau KPU membeli mobil dinas, itu dulu kita maafkan. Karena mobil dinas yang ada sudah berusia 10 tahun. Tapi kalau ini kan baru lima tahun, tapi sudah ganti. Artinya tidak peka pada isu sosial," ujarnya.
BACA JUGA: KPU Akui Hanya Mampu Data 2 Juta Pemilih di Luar Negeri
Dengan kondisi ini, Jeirry meminta Bawaslu dapat lebih peka. Paling tidak memerlihatkan kinerja yang jauh lebih baik. Terutama terkait tugas-tugas pengawasan agar pemilu 2014 jauh lebih baik dari pemilu sebelumnya. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Mewah Bawaslu Dibeli, Gaji Panwascam Ngadat
Redaktur : Tim Redaksi