Pemimpin Hong Kong Bersembunyi Saat Rakyat Mengamuk di Jalan

Selasa, 02 Juli 2019 – 14:00 WIB
Chief Executive Hong Kong Carrie Lam menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat, Selasa (18/6). Foto: Reuters

jpnn.com, HONG KONG - Kemarin, Senin (1/7) Hong Kong memperingati kembalinya negeri itu ke pangkuan Tiongkok. Namun, yang terjadi tak bisa disebut perayaan. Rakyat Hong Kong kembali menggelar aksi protes untuk menekan Chief Executive Hong Kong Carrie Lam. Di pengujung hari, demonstran merangsek masuk ke Gedung Parlemen Hong Kong dan melakukan aksi anarki di dalam sana.

Ratusan pemuda mulai mulai nongkrong sebelum sinar matahari menimpa gedung-gedung pencakar langit. Mereka mengepung Hong Kong Convention and Exhibition Centre di Wanchai saat pagi hingga siang. Gedung tersebut menjadi sasaran karena adanya keputusan pemerintah untuk menggelar upacara pengibaran bendera.

BACA JUGA: Warga Madrid Kecam Wali Kota Propolusi Udara

"Lengserkan Carrie Lam," teriak para pendemo, menurut South China Morning Post.

Agence France-Presse melansir, eskalasi aksi kian tak terkendali saat malam mulai tiba. Demonstran masuk ke Gedung Parlemen. Mereka mencoret-coret tembok kantor dewan perwakilan rakyat tersebut. Sebagian pendemo, masih mengenakan helm dan payung, mencoba merusak emblem simbol parlemen yang menggambarkan penyatuan dengan Tiongkok tersebut. Mereka mencoba menutupinya dengan bendera Hong Kong yang di dalamnya masih terdapat bendera persemakmuran Inggris.

BACA JUGA: Banjir Rupiah, Pedagang di Sekitar MK: Sering-Sering Aja Demo

BACA JUGA: Gelombang Demonstrasi Membesar, Hong Kong di Ambang People Power

Selama beberapa pekan ini, aksi demonstrasi yang dipicu ketidakpuasan pada RUU Ekstradisi itu berlangsung cukup aman. Namun, unjuk rasa itu ternodai oleh sebagian peserta aksi, yang mayoritas kaum muda bertopeng, yang mendobrak masuk Gedung Parlemen.

BACA JUGA: Koordinator Aksi Kawal MK Tak Minta Izin ke Polisi

"Demonstrasi anarki itu tidak ada? Yang ada adalah tirani yang kami lawan," kata salah satu spanduk yang dibentangkan di podium gedung tersebut.

Setiap 1 Juli adalah peringatan pergantian kekuasaan. Dua puluh dua tahun silam, Inggris menyerahkan kewenangan wilayah tersebut kepada Tiongkok. Sebagai syarat, Inggris meminta Hong Kong mempertahankan sistem demokrasinya selama 50 tahun.

Namun, peringatan itu biasanya memperoleh reaksi berbeda. Kubu pro-Beijing seperti Carrie Lam mengingat tanggal tersebut sebagai kemenangan rakyat Tiongkok. Namun, kubu prodemokrasi memandang peringatan itu sebagai hitungan mundur terhadap kungkungan Partai Komunis.

Kepolisian Hong Kong melaporkan bahwa 13 personelnya harus dibawa ke rumah sakit karena terkena cairan berbahaya. Menurut media, cairan tersebut diduga pembersih selokan yang ditemukan penduduk di dekat lokasi protes.

"Beberapa pendemo mencuri tiang besi dan batu bata dari tempat konstruksi tak jauh dari sini," ujar Inspektur Senior Kong Wing Cheung.

Melalui akun Facebook, kepolisian juga mengecam aksi anarki di Gedung Parlemen di pengujung hari. Mereka minta demonstran meninggalkan gedung atau "menerima konsekuensi hukum yang berat."

Tampaknya, penduduk telanjur kecewa terhadap sikap Lam. Pemimpin negara pulau itu terus bersembunyi sejak mengucapkan permintaan maaf pada medio Juni. Bahkan, dia masih mengurung diri di dalam ruangan saat peringatan kemarin. (bil/c4/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa Aksi Kawal MK Berjanji Bubar Pukul 17.00


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler