JAKARTA - Senator dari Sumatera Utara, Rahmat Shah, menyatakan, kesan baik dan jujur belum cukup dijadikan sandaran untuk jadi pemimpinMenurut Rahmat, ada hal yang lebih mendasar, yakni moral dan mental.
"Kesan baik dan jujur belum cukup jadi sandaran pemimpin
BACA JUGA: Sikapi Pemilukada Tapteng, KPU Sumut Masih Bingung
Ada yang substansi dari sekedar itu, yakni realita kekuatan moral dan mental yang kuat dan berani dalam melaksanakan amanat," tegas Rahmat Shah dalam dialog bertema 'Membangun Moralitas Baru Parlemen Kita' di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (13/4).Kesan baik dan jujur, lanjut Rahmat, cenderung melahirkan pemimpin berkarakter pasif dan tidak responsif terhadap berbagai dinamika
Soal adanya potensi kesalahan dalam merespon berbagai dinamika, Rahmat Shah menilainya sebagai hal yang manusiawi
BACA JUGA: PAN Ibaratkan Dede Yusuf dengan Malin Kundang
"Karena yang bikin rakyat frustasi itu bukan soal kesalahan dalam bersikap, tapi justru tidak adanya respon sama sekali karena terbebani dengan kesan jujur dan baik hingga akhirnya kita tidak pernah ke luar dari berbagai macam kesulitan," ulasnyaRahmat yang juga Wakil Ketua Kelompok DPD RI di MPR RI ini melihat banyak pemimpin belakangan ini lupa akan amanat dan tanggung jawab
BACA JUGA: Dede Yusuf: Insya Allah, Lanjutkan!
Kebanyakan, pemimpin lebih merasa dirinya sebagai pemilik"Jadi, moral ditaruh di tataran ke berapa, ya suka-suka diaSiapa yang bisa menjilat dan membayar, bisa mendapat kedudukan walaupun tidak ahliMaka kondisi daerah pun jadi sangat memprihatinkan," ungkap Rahmat.
Terakhir, Rahmat Shah mengajak masyarakat untuk melihat pemimpin Jepang dalam mengurus negerinya"Mungkin kita bisa meneladina Jepang di tahun 40-an, direkam apa yang dijanjikan pemimpinnya lalu dilihat proses dan fakta setelah seseorang Jepang memimpinDengan jelas terlihat dan terukur apa yang dijanjikannya," cetusnya(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Nama Digadang PKS Gantikan Arifinto
Redaktur : Tim Redaksi