Pemindahan Ibu Kota Bukti Jokowi Gagal Benahi Jakarta

Rabu, 28 Agustus 2019 – 14:51 WIB
Pangi Syarwi Chaniago. Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Pangi Syarwi Chaniago melontarkan kritik tajam terhadap pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi yang telah memutuskan pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.

Menurut penilaian Pangi, kebijakan ini didasarkan pada beberapa argumentasi yang sudah umum dan sering didengar. Antara lain beban Jakarta yang sudah terlalu berat, kemacetan lalu lintas yang akut, polusi udara, air bersih dan lainnya.

BACA JUGA: Didampingi Bamsoet, Bos Pemuda Pancasila Temui Jokowi di Istana

Selain itu terkonsentrasinya penduduk di pulau Jawa dan isu pemerataan pembangunan, menjadi alasan pemerintah untuk memperkuat argumentasinya. Namun Pangi punya pandangan lain.

"Dari argumen pemerintah ini kita bisa menangkap kesan kegamangan dan ketidak-mampuan dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan fundamental yang ada di Jakarta, dan justru lebih tertarik untuk mengambil jalan pintas, lari dari masalah," ucap Pangi di Jakarta, Rabu (28/8).

BACA JUGA: Terlalu Prematur Kaitkan Pemindahan Ibu Kota dengan Peluang Anies Jadi Capres

BACA JUGA: Alasan Pak Jokowi Pindahkan Ibu Kota RI dari DKI

Direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu menyatakan, memindahkan ibu kota tidak akan serta merta menyelesaikan masalah di Jakarta, atau bahkan ada potensi justru akan menciptakan masalah yang sama di tempat yang baru.

BACA JUGA: Fadli: PNS Saja Menolak Pindah ke Ibu Kota Baru

"Jika tidak tertib, ibu kota baru menjadi olahan pebisnis dan pemilik modal apalagi jika pemindahan tidak dipersiapkan dengan matang baik dari segi konsep dan pengelolaannya," sebutnya.

Indikasi ke arah ini menurutnya sudah mulai terbaca dengan ketiadaan kajian yang komprehensif dan mendalam terkait alasan pemindahan. Termasuk pemilihan lokasi, kesiapan regulasi, koordinasi antarlembaga terutama pemerintah dengan DPR, dan mengabaikan peran partisipatif masyarakat luas.

Argumen tentang pemerataan pembangunan juga merupakan alasan yang sangat absurd. Sebab, kata Pangi, hal itu lebih ditentukan oleh politik anggaran di mana pemerintah tidak boleh hanya terkonsentrasi di pulau Jawa saja, tetapi memberikan otoritas dan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah daerah.

"Maka Jika rencana pemindahan ibu kota ini terburu-buru dan tapa kehati-hatian, percayalah, problem baru akan muncul di ibu kota negara yang baru," tandasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parpol Tak Dapat Jatah Bakal Getol Menolak Pemindahan Ibu Kota


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler