Pemkab Banyuwangi: Waspadai Penipuan Promosi Jabatan

Sabtu, 04 Agustus 2018 – 11:55 WIB
Djajat Sudrajat. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi merespons cepat pengakuan sepihak pelaku percobaan pembunuhan dan perampokan terhadap Lurah Penataban Banyuwangi, yang menyatakan bahwa uang yang dirampok tersebut akan diserahkan ke seorang tokoh masyarakat sebagai jalan untuk melancarkan promosi jabatan sang lurah.

”Sudah jelas bahwa sejak awal manajemen birokrasi di Banyuwangi dibangun berbasis prestasi. Jadi saya tegaskan sekali lagi kepada seluruh jajaran aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat, jangan percaya bila ada orang yang mengatakan bisa membantu promosi jabatan di Banyuwangi. Hasilnya Anda akan kecewa, karena itu pasti penipuan,” kata Sekretaris Daerah Banyuwangi, Djajat Sudrajat.

BACA JUGA: Keliling Ikut Karnaval Etnik, Menko Luhut: Banyuwangi Paten!

Pria berkacamata ini mengatakan, tim Inspektorat sebagai pengawas internal sedang bergerak melakukan penelusuran terhadap pengakuan sepihak dari tersangka kasus percobaan pembunuhan dan perampokan tersebut.

”Sebenarnya garisnya jelas, yaitu tidak ada promosi jabatan berdasarkan kompensasi tertentu, tapi jika ada oknum ASN yang ikut menjanjikan sesuatu kepada pihak-pihak tertentu, akan langsung ditindak sesuai disiplin ASN. Sanksi-nya bisa pidana. Silakan laporkan,” tegas Djajat.

BACA JUGA: Ombak Laut Selatan Ganas, 3 Perahu Hilang, Keramba Hancur

Seperti diberitakan, Lurah Penataban Banyuwangi Wilujeng Esti mengalami percobaan pembunuhan dan perampokan oleh seorang bernama Agus Siswanto yang merupakan teman korban sendiri.

Menurut pengakuan Agus, Wilujeng akan mengantarkan uang ke seorang tokoh masyarakat yang menjanjikan bisa membantu promosi jabatan. Namun, di tengah jalan, Agus yang menemani Wilujeng lalu mencoba membunuh sang lurah dan mengambil uang itu. Agus kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku merupakan seorang residivis yang pernah divonis bersalah karena kasus penipuan pada 2015.

BACA JUGA: Ogah Buru-buru, PBNU Siapkan Tim untuk Tambang Tumpangpitu

Djajat menambahkan, dari pengakuan sepihak tersebut, sebaiknya semua mengambil pelajaran bahwa tak akan mungkin bisa promosi jabatan dilakukan berdasarkan kompensasi tertentu, apalagi sampai mencatut nama tokoh masyarakat.

”Jadi jangan tertipu. Ini kan ada tokoh masyarakat, dicatut namanya oleh seseorang, lalu nama tokoh itu dijual ke lurah. Ya pasti tidak akan bisa karena birokrasi ini manajemen berbasis prestasi,” ujar Djajat.

Salah satu contoh konkrit manajemen berbasis prestasi itu, sambung Djajat, dilakukan dengan mempercayakan sejumlah ASN muda berprestasi untuk memegang jabatan penting. Misalnya, pentolan Dinas Pariwisata yang berusia muda diberi kepercayaan penuh karena berhasil membangun wisata dengan sangat baik hingga level internasional.

Demikian pula ASN tergolong muda menjadi pentolan Dinas Perhubungan karena bekerja keras mewujudkan beragam rute penerbangan dari Jakarta, Surabaya, dan kini disiapkan rute internasional.

Di Bappeda, geraknya didominasi anak muda yang melahirkan sistem e-government dan e-planning yang menyabet penghargaan Bappenas. Di Dinas Pekerjaan Umum, sejumlah kepala bidangnya berusia muda dengan target pengerjaan infastruktur yang terukur setiap tahunnya.

”Masih banyak contoh promosi ASN yang memang basisnya kinerja. Meski dia muda, diberi kepercayaan penuh. Syaratnya cuma dua, yaitu mampu dan mau bekerja,” pungkas Djajat. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taat Aturan, PT BSI Rutin Pantau Lingkungan Perusahaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler