Pemkab Bekasi Ajak Seluruh Pihak Siap Siaga Hadapi Bencana

Sabtu, 27 April 2019 – 04:07 WIB
Banjir luapan sungai. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, BEKASI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menggelar kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2019, Jumat (26/4).

Kegiatan yang digelar di Halaman Kantor BPBD Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat ini diikuti seluruh unsur pemerintah, sekolah, dunia usaha dan relawan bencana alam se-Kabupaten Bekasi.

BACA JUGA: Bogor Dikepung Longsor

Kegiatan ini dibuka dengan simulasi evakuasi dari berbagai bencana alam. Seperti gempa bumi, kebakaran dan banjir. Simulasi evakuasi ini meliputi penyelamatan hingga pertolongan pertama oleh tim kesehatan.

Plt Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan, Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional dilatarbelakangi 12 tahun ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana yang jatuh pada tanggal 26 April 2019.

BACA JUGA: Banjir Jakarta: 2 Orang Meninggal, Ribuan Jiwa Mengungsi

“Undang-undang ini telah melahirkan berbagai kebijakan dan program pemerintah yang mendukung kegiatan kesiapsiagaan. Khususnya terhadap bencana yang merupakan perangkat hukum pertama yang merubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif ke preventif,” ungkapnya.

“Penanganan bencana urusan semua pihak. Oleh sebab itu perlu dilakukan berbagi peran dan tanggung jawab atau shares responsibility peningkatan kesiapsiagaan dalam semua tingkatan. Baik itu anak remaja dan dewasa,” katanya.

BACA JUGA: Sungai Cikeas Meluap, 3 Perumahan di Kota Bekasi Terendam

Eka mengatakan, tujuan HKBN untuk menambah pemahaman dan kesadaran masyarakat. Khususnya terhadap karakteristik bencana dan risiko bencana. Serta kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman yang ada di sekitarnya.

“Saya ingin kegiatan ini juga sebagai kegiatan pelatihan bagi masyarakat secara teratur. Karena kewaspadaan dan kesiapsiagaan belum menjadi budaya,” ucapnya.

Eka berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan partisipasi dan membangun budaya gotong royong, kerelawaan serta kedermawaan pemangku kepentingan.

“Baik di tingkat kabupaten, tingkat kecamatan sampai ke tingkat RT. Juga tingkat kepala keluarga dalam menghadapi ancaman bencana,” katanya.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Bekasi Adeng Hudaya mengungkapkan, peringatan HKBN merupakan tindaklanjut dari surat yang diterima dari kepala BNPB soal imbauan kabupaten/kota untuk melaksanakan simulasi evakuasi bencana secara serentak.

Kata Adeng, berdasarkan hasil penelitian dan survei di Jepang, korban bencana yang dapat selamat dalam durasi golden times disebabkan oleh kesiapsiagaan diri sendiri sebesar 35 persen. Kemudian dukungan anggota keluarga 31,9 persen, dukungan teman/tetangga sebesar 28,1 persen, dukungan orang sekitarnya 2,6 persen, dukungan tim SAR 1,7 persen dan lain-lain 0,9 persen.

“Sangatlah jelas bahwa berdasarkan hasil kajian tersebut. Maka individu dan masyarakat merupakan kunci utama yang perlu terus ditingkatkan. Melihat kondisi tersebut, maka perlu ada gerakan merubah budaya dan paradigma sadar bencana. Perlu dilakukan pelatihan kesiapsiagaan secara teratur dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Adeng berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan melalui komitmen bersama. Yaitu siap untuk selamat. Sementara untuk mengurangi dampak risiko bencana di Kabupaten Bekasi, ia mengatakan sudah melakukan berbagai strategi.

“Kami telah melakukan program pembentukan desa tanggap bencana pada 12 desa yang memiliki potensi bencana. Baik bencana banjir maupun kekeringan. Kami juga telah melakukan peningkatan kapasitas relawan yang terjalin dalam 20 forum kewaspadaan diri masyarakat yang anggotanya berjumlahnya 300 orang,” tuturnya.

“Dengan adanya koordinasi dari semua pihak, maka risiko dari bencana yang terjadi di Kabupaten Bekasi dapat diminimalisir,” tandasnya.(enr/pojokjabar)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Evakuasi Korban Banjir, Muncul Ular, Bukan Cuma 1, tapi Ada 4


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler