jpnn.com, SIDOARJO - Genap 13 tahun lumpur menyembur di wilayah Porong dan sekitarnya di Sidoarjo, Jatim. Memperingati peristiwa tersebut.
Sejumlah warga yang tergabung dalam Kelompok Perempuan Korban Lumpur beraksi di depan kantor gubernur Jatim.
BACA JUGA: Pak Presiden, Tolong Sudah 13 Tahun Korban Lumpur Lapindo Tak Terima Ganti Rugi
Mereka melakukan aksi diam. Warga juga membentangkan foto-foto kondisi desa setelah tenggelam karena semburan lumpur.
Selain itu, ada aksi teatrikal dari para aktivis lingkungan. Mereka mengenakan masker.
BACA JUGA: Besok Pilpres, Via Vallen Unggah Foto Jokowi dan Ucapkan Terima Kasih
BACA JUGA : Tanggul Lumpur Lapindo Mengalami Keretakan
Beberapa tuntutan yang disuarakan, antara lain, mendesak pemerintah agar menuntaskan persoalan ganti rugi.
BACA JUGA: Tagih Dana Talangan Lumpur Sidoarjo, Ingin Temui Presiden
Selain itu, memulihkan kerusakan lingkungan serta memenuhi hak-hak korban semburan lumpur.
Sementara itu, di Sidoarjo, Bupati Saiful Ilah mengatakan bahwa penataan kawasan lumpur harus segera dilaksanakan.
BACA JUGA : Warga Panik, Tanggul Penahan Lumpur Lapindo Mendadak Amblas
Menurut dia, masih banyak yang beranggapan Sidoarjo sudah tenggelam karena lumpur tersebut.
"Padahal, luasan lumpur itu tidak lebih dari 200 hektare. Total luas Sidoarjo 72 ribu hektare," ungkapnya.
Saiful mengatakan, selama 13 tahun praktis investasi di kawasan Porong mati.
Karena itu, pemkab wajib menumbuhkan perekonomian tersebut. Penataan kawasan juga dibutuhkan.
Sebab, Porong menjadi pintu masuk Sidoarjo di wilayah selatan. "Harus ditata dengan baik," jelasnya.
BACA JUGA : Pak Presiden, Tolong Sudah 13 Tahun Korban Lumpur Lapindo Tak Terima Ganti Rugi
Seperti diberitakan, luapan lumpur Lapindo menenggelamkan sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong dan sekitarnya. Setidaknya ada 10.426 rumah dan 22.214 warga terdampak.
Nasib desa/kelurahan yang terendam total maupun sebagian hingga kini belum pasti. Apakah dihapus atau digabungkan. (ris/aph/c6/hud/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanggul Lumpur Lapindo Mengalami Keretakan
Redaktur & Reporter : Natalia