jpnn.com - KUNINGAN - Sebanyak 598 unit rumah di Kabupaten Kuningan telah mendapatkan bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah dari Direktorat Rumah Swadaya Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR pada 2015.
Bantuan stimulan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) yang ada di daerah-daerah.
BACA JUGA: Hotel Tak Sesuai IMB, Siap-Siap Dibongkar Ya...
Bupati Kuningan Acep Purnama menjelaskan, 598 unit rumah tersebut tersebar di empat desa yang ada di daerahnya. Ke empat desa tersebut terdiri dari Desa Citenjo (157 unit), Desa Sukamaju (164 unit), Desa Bantar Panjang (117 unit), Desa Cipondoh (160 unit).
"Kami berterima kasih atas bantuan bedah rumah dari Kementerian PUPR. Bantuan ini sangat memberikan manfaat bagi warga kami,” ujarnya dalam rilis resmi, Selasa (11/10).
BACA JUGA: Perhatian.. Ini Peringatan untuk Kota Surabaya
Program BSPS, lanjutnya, diharapkan mampu mengembalikan semangat gotong royong warga untuk saling membantu dalam membangun rumah, khususnya rumah warga yang tidak layak huni. Untuk mendukung program tersebut, Pemkab Kuningan juga mengalokasikan dana dalam APBD untuk program pengentasan rumah tidak layak huni.
“Untuk tahun ini anggarannya sekitar Rp 2 miliar di mana per unit rumah yang tidak layak memperoleh bantuan dari Pemkab Kuningan sebesar Rp 4 juta,” terangnya.
BACA JUGA: Sambut Asian Games, Bandara Ini Bangun Skybridge Terhubung ke LRT
Berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah RTLH di Kabupaten Kuningan jumlahnya sekitar 14.000 unit. Dari angka tersebut sekitar 6.000 unit sudah ditangani dengan program bedah rumah dan sisanya sekitar 8.000 rumah sedang diusulkan untuk mendapatkan bantuan serupa.
“Untuk RTLH di Kecamatan Cibingbin jumlahnya sebanyak 2.302 unit rumah. Dan kami akan mengusulkan kepada Kementerian PUPR untuk mendapatkan bantuan bedah rumah secara bertahap,” katanya.
Dalam pembangunan rumah swadaya tersebut, terang Acep, kebanyakan warga melaksanakannya secara bergotong rotong. Bantuan dari sanak keluarga dan tetangga pun kadang mengalir cukup banyak sehingga dari angka bantuan sekitar Rp 15 juta dari pemerintah pusat, ternyata hasil pembangunnya bisa mencapai total biaya di atas Rp 50 juta.
“Semangat gotong royong inilah yang kami inginkan sehingga warga saling membantu satu dengan lainnya jika melihat rumah tetangganya kurang layak,” pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Festival Ramaikan Destinasi Laskar Pelangi
Redaktur : Tim Redaksi