Juru bicara oposisi Australia urusan luar negeri Tanya Plibersek menyatakan langkah pemerintah memotong anggaran bantuan luar negeri sebagai sebuah tragedi. Pemotongan itu telah membuat rangking Australia turun di antara negara anggota OECD.

Dalam rangking Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), urutan Australia turun dari 13 menjadi 14.

BACA JUGA: Australia Jalankan Diplomasi Koala

Saat pemerintah melakukan penghematan APBN tahun lalu, anggaran bantuan luar negeri merupakan yang paling besar pemotongannya.Juru Bicara Oposisi Australia urusan Luar Negeri, Tanya Plibersek. (Foto: Istimewa/ALP).

 

BACA JUGA: Festival Film Indonesia di Melbourne Tampilkan Wajah Lain Indonesia

"Saya tidak kaget kalau Australia dimasukkan di antara negara yang mengalami penurunan jumlah bantuan luar negeri," kata Tanya Plibersek kepada ABC.

"Jumlah 11 miliar dolar yang dipotong pemerintahan Abbott - sangat memalukan di dunia internasional, terutama saat negara seperti Finlandia, Jerman, Swedia, Swiss, dan lainnya justru meningkatkan jumlah bantuan mereka," tambahnya dalam wawancara radio yang disiarkan Kamis (9/4/2015).

BACA JUGA: Promosi Roti Segar, Supermaket di Australia Didenda Rp 25 Miliar

Ditanya apakah langkah pemotongan anggaran ini bisa dibenarkan sejalan dengan upaya penghematan APBN, Tanya Plibersek mengatakan pemotongan anggaran bantuan luar negeri merupakan tragedi.

"Sebab, ada orang-orang yang akan jadi korban dari pemotongan ini, dan dua lembaga pengelola bantuan kita hari ini menyatakan program-program mereka yang akan dikurangi termasuk perlindungan anak, HIV, pendidikan," katanya.

Kedua lembaga pengelola bantuan itu adalah World Vision dan Plan.

"Mereka harus membuat keputusan sulit: apakah harus membiayai program kesehatan atau pencegahan KDRT? Apakah harus memangkas program pendidikan atau air bersih?" kata Plibersek, yang juga merupakan wakil pemimpin oposisi di parlemen.

"Tidak tepat meminta seseorang untuk membuat keputusan seperti itu. Sebab, mereka orang lapangan yang melihat sendiri wajah orang-orang yang kesempatannya direnggutkan karena Australia, negara makmur menurut standar dunia, telah memunggungi mereka," kata politisi dari Dapil Sydney ini.

Karena itu, Plibersek mendesak pemerintah untuk memikirkan kembali langkah pemotongan anggaran bantuan luar negeri ini.

"Banyak komentar mengenai hal ini, misalnya dari perdana menteri yang menyebut pemotongan ini cukup memadai, atau dari Menlu yang menyalahkan Partai Buruh," jelas Plibersek.

Dia menambahkan, faktanya saat ini adalah pemerintahan Abbott merupakan pemerintahan dengan jumlah bantuan luar negeri paling kecil.

"Tidak ada yang bisa disalahkan, tidak ada pembenaran untuk itu," kata Tanya Plibersek.

Kantor Menlu Julie Bishop telah dihubungi untuk wawancara namun tidak bisa dimintai tanggapannya.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Brisbane Diduga Bunuh Tetangganya Gara-gara Suara Musik

Berita Terkait