Pemuda Katolik Inisiasi Gerak Bersama dan Konsolidasi Menuju Indonesia Emas 2045

Minggu, 17 Desember 2023 – 16:44 WIB
Konferensi Cendekiawan dan Akademisi diinisasi oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik, yang berlangsung di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu-Minggu, (16-17/12/23). Foto: dok Pemuda Katolik

jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Prof. Dr. Drs. Avelinus Levaan, MS dari Universitas Cendrawasih Papua mengingatkan semua umat Katolik memperkuat jaringan dengan berbagai elemen bangsa untuk bersama membangun negeri.

Hal itu disampaikan Avelinus dalam Konferensi Cendekiawan dan Akademisi yang digagas oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik.

BACA JUGA: Perwakilan 38 Provinsi Hadiri Pesparani Katolik Nasional III di Jakarta

Avelinus mengatakan selama ini salah satu kelemahan umat Katolik adalah memperkuat komunikasi internal.

“Sebagai umat Katolik kita harus bisa berkontribusi secara nyata dalam memperjuangkan kepentingan Katolik dan bangsa ini,” ujarnya dalam diskusi panel, Sabtu (16/12).

BACA JUGA: Menko Muhadjir Terkagum-kagum, Lalu Mengeluarkan Seruan untuk Umat Katolik 

Menurut Prof. Avelinus, selama ini konsolidasi di internal umat Katolik hanya terasa menjelang tahun politik dan sifatnya pun sementara padahal, yang diharapkan adalah umat harus terus berjuang untuk mewujudkan politik yang akomodatif terhadap kepentingan umat Katolik dan kepentingan bangsa.

Diskusi Panel

BACA JUGA: Umat Katolik Berharap Pemilu 2024 Berjalan Tanpa Ujaran Kebencian

Perihal keberlanjutan konsolidasi tersebut, Ketua Presidum Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA), Luky Yusgiantoro menekankan bahwa umat Katolik melalui organisasi masyarakat Katolik perlu mempersiapkan kader-kader yang kompetitif.

"Kader kompetitif ini sangat urgent untuk menghadapi tantangan hari ini, dan keberlanjutan pembangunan pasca pemilu 2024. Pemilu yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini sifatnya hanya lima tahunan. Karena itu, pesta demokrasi ini perlu dirayakan dengan riang gembira. Jangan sampai pesta demokrasi ini memecah belah hubungan keluarga, pertemanan, dan ruang lingkup sosial," jelas Luky.

Pemilu, lanjut Luky, hanya agenda lima tahunan. Pemerintahan dan pembangunan harus terus berkelanjutan. Oleh karena itu, yang harus menjadi fokus perhatian adalah apa yang perlu dilakukan setelah agenda lima tahunan tersebut usai.

Sementara Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Kerawam KWI) Romo Yohanes Kurnianto Jeharut mengingatkan semua peserta bahwa selama ini umat Katolik masih kekurangan tiga "vitamin K" yakni komunikasi, koordinasi dan kolaborasi.

“Tiga vitamin K ini bisa terwujud kalau kita mau berjalan bersama. Faktanya, terkadang kita bisa bersama berjalan, tetapi tidak berjalan bersama. Maka Kerawam KWI mencoba untuk merancang sebuah gerak bersama yang disebut semangat sinodal,” kata Romo Hans.

Dia mengatakan gereja berusaha untuk mendorong tiap organisasi masyarakat Katolik supaya menguatkan konsolidasi sehingga bisa melangkah bersama menjawab tantangan-tantangan yang ada sekarang.

Konferensi Cendekiawan dan Akademisi ini diinisasi oleh Pengurus Pusat Pemuda Katolik, yang berlangsung di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu-Minggu, (16-17/12/23).

Mengusung tema “Melangkah Pasti Menuju Indonesia Emas 2045” acara dibuka oleh Ketum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma.

Acara diawali dengan Misa yang dipimpin oleh Romo Yohanes Kurnianto Jeharut. Lalu, dilanjutkan dengan diskusi panel yang diikuti semua peserta yang mengundang narasumber Pengamat Politik Lucius Karus, Romo Yohanes Kurnianto Jeharut, Praktisi Kesehatan dan Kedokteran Gigi Paulus Yanuar Satyawan dan Ketua Presidium PP ISKA Luky Yusgiantoro.

Setelahnya, peserta dibagi ke dalam tiga kelompok Focus Group Discussion (FGD) dengan membahas subtema antara lain adalah Pancasila Kuat Indonesia Maju, Pembangunan Sumber Daya Manusia Kompetitif dan Adaptif Menuju Indonesia Maju, serta Strategi Gerakan Sosial Politik Awam Katolik Pasca Pilpres 2024.

Kegiatan ini menghadirkan para dosen, praktisi, dan kader Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia. Turut hadir dalam diskusi panel ini empat guru besar, 30 orang doktor, dan puluhan cendikiawan dari seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler