Pemuda Katolik Sumsel Gelar Mapenta, Seminar dan Muskomcab

Minggu, 08 Oktober 2017 – 06:45 WIB
Uskup Agung Palembang, Mgr Aloysius Sudarso (keempat kanan) dan Ketua Pemuda Katolik Komda Sumsel Apriadi Sinaga (kanan) dalam Acara Mapenta, Seminar dan Pelantikan Pengurus Cabang di Palembang, Sabtu (7/10). Foto: Ist

jpnn.com, PALEMBANG - Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Sumatera Selatan (Sumsel) terus melakukan konsolidasi baik internal maupun eksternal sejak terbentuk 20 Februari 2016 lalu. Pada Jumat hingga Sabtu, 6-7 Oktober 2017, Pemuda Katolik Komda Sumsel menggelar Masa Penerimaan Anggota (Mapenta), dilanjutkan pelaksanaan Seminar Nasional, Musyawarah Komisariat Cabang (Muskomcab) untuk beberapa cabang dan terakhir pelantikan pengurus cabang.

Kegiatan MAPENTA dilaksanakan di Aula Gereja Katolik Katedral Santa Maria Palembang. Setelah melaksanakan Mapenta, Orang Muda yang telah menjadi Anggota Pemuda Katolik Komda Sumsel berasal dari cabang-cabang di Sumatera Selatan seperti Palembang, Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), dan Ogan Komering Ulu Timur (OKUT).

BACA JUGA: Pancasila Terbukti Mampu Menyatukan Perbedaan

Kemudian peserta berdasarkan asal cabang masing-masing melaksanakan Musyawarah Komisariat Cabang (Muskomcab) untuk menentukan kepengurusan di tingkat cabang.
Ketua Pemuda Katolik Komda Sumsel, Apriadi Susanto Sinaga mengatakan peserta Mapenta berasal dari berbagai Paroki yang ada di Keuskupan Agung Palembang baik Dekanat satu dan Dekanat dua.

BACA JUGA: Dalihan Na Tolu Terapkan Nilai Pancasila

“Paroki Dekanat satu mencakup seluruh Gereja Katolik yang ada di Kota Palembang, sedangkan untuk Dekanat dua yang ada di Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Kemering Ulu (OKU) dan Ogan Komering Ulu Timur (OKUT). Keanggotaan Pemuda Katolik ini berdasarkan zona daerah. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari hasil rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Pengurus Pusat Pemuda Katolik untuk mengembangkan dan berkonsolidasi di setiap daerah,” ujar Apriadi, Sabtu (7/10).

Apriadi mengungkapkan Pemuda Katolik harus terlibat aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, ikut merawat kebinekaan dan bangkit bersama melawan paham radikalisme.

BACA JUGA: Nilai-Nilai Pancasila Harus Diwujudkan Dalam Kehidupan

“Ingatlah, Pemuda Katolik saat ini bertanggung jawab akan kelangsungan masa depan satu generasi mendatang. Saya lebih suka gereja yang memar, terluka dan kotor karena berada di jalan-jalan, daripada sebuah gereja yang tidak sehat karena terkungkung dan menutup diri dalam rasa amannya sendiri,” tegasnya.

Ia menyarankan agar setelah Mapenta, anggota-anggota yang baru dilantik harus aktif dalam kepengurusan di Komcabnya masing-masing dan terus melakukan konsolidasi internal dan eksternal.

“Ayo para anggota untuk mulai berani terlibat dalam karya di bidang sosial kemasyarakatan sebagai tanggung jawab menjadi warga gereja dan warga negara,” ajaknya.

Uskup Agung Palembang, Mgr Aloysius Sudarso, SCJ menyampaikan proficiat untuk kader-kader Pemuda Katolik yang telah dilantik. Ia berharap agar kader-kader tersebut bisa menebar keasinan di tempat yang hambar.

“Semoga berkat Tuhan selalu menyertai kalian, dan selamat bertugas,” ucap Uskup Agung Palembang.

Adapun Puncak Acara Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumatera Selatan adalah Seminar Nasional Kebangsaan bertema “Pancasila: Kemarin, Hari Ini dan Selamanya”. Seminar ini menampilkan narasumber yakni Eko Sulistyo, Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan bidang Komunikasi Politik dan Informasi; Mayjen AM Putranto, Pangdam II Sriwijaya; H.M. Giri Ramanda N. Kiemas, Ketua DPRD Provinsi Sumsel; RD Benny Susetyo, Dewan Penasehat Unit Kerja Pemantapan Ideologi Pancasila.

Peserta seminar terlihat antusias ketika narasumber menyampaikan materi mengenai tema mengenai Pancasila. Eko Sulistyo salah satu narasumber menjelaskan bahwa Pancasila juga dapat dianggap sebagai konsensus bangsa untuk memperjuangkan lima agenda pokok visi kebangsaan. Dimana nilai-nilai fundamental yang positif dari ideologi modern diakomodasi seperti keadilan sosial, HAM, kesetaraan, persatuan bangsa, demokrasi serta paham religiusitas.

Dalam konteks ini, Pancasila dapat dikatakan kristalisasi semua ideologi bagi panduan bangsa Indonesia melintasi tantangan zaman.

Sementara upaya menuju nilai ideal kelima sila Pancasila adalah sebuah proses sejarah panjang bangsa Indonesia yang terus berlangsung sampai hari ini. Karena itu, Pancasila terus berproses secara dialektis antara manusia Indonesia dan ide Pancasila di setiap kurun zaman.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maaf, Pak Jokowi! FK Unipa Tak Merasakan Sila ke-5 Pancasila


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler