Pemuda Sumsel Harus Jadi Garda Terdepan Bangsa

Sabtu, 14 November 2015 – 04:11 WIB
FOTO: DOK.PMKRI Cabang Palembang for JPNN.com

jpnn.com - PALEMBANG – Pemuda merupakan elemen terpenting dalam pergerakan modern. Secara kualitatif, pemuda adalah pusat sekaligus tumpuan dari sekian banyak ide, kreativitas, inovasi dan memiliki semangat serta energi yang sangat besar dalam mendorong pergerakan menuju perubahan yang komperhensif di segala bidang.

Secara kuantitatif, jumlah pemuda sangat fantastis. Statistik usia 35 hingga 45 tahun, mencatat lebih dari 35 persen masyarakat Indonesia adalah pemuda. Kapabilitas dan eksistensi pemuda memiliki posisi yang sangat istimewa dan strategis dalam perjuangan bangsa. Karena itu, anak muda Sumatera Selatan harus melakukan reposisi.

BACA JUGA: Kabengetan! Sudah Tua, Nyamar Jadi Tukang Pijit, Cabuli Tiga Perempuan!

“Pemuda Sumsel harus mengambil kembali peran pentingnya sebagai tonggak dan garda terdepan masa depan bangsa,” kata Yuven, Ketua PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia) Cabang Palembang, Jumat (13/11).

Yuven menyampaikan hal itu menjelang Seminar dan Pelantikan Pengurus PMKRI Cabang Palembang yang akan dilaksanakan di Gedung DPRD Provinsi Sumsel, Sabtu (14/11). Seminar ini akan menghadirkan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Ketua DPRD Provinsi Sumsel, Giri Ramanda Kiemas, dan Uskup Agung Palembang, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ serta para tokoh masyarakat dan tokoh agama, aktivis mahasiswa dan kepemudaan se-Provinsi Sumsel.

BACA JUGA: Dugaan Korupsi Rp 25 Miliar di Madina Dilaporkan ke Kejagung

Menurut Yuven, pemuda Sumsel diharapkan menjadi generasi yang unggul dalam segala bidang. Selain itu, pemuda juga diharapkan menjadi inisiator dan dinamisator melalui kreasi pikiran dan ide-idenya.

“Menjadi katalisator dengan semangat dan energinya. Peran pemuda juga penting dalam evaluator yang kritis dan terus memberi solusi bagi setiap kondisi sekitarnya,” kata Yuven melalui siaran persnya.

BACA JUGA: Dana Bansos Diduga Dimainkan untuk Urusan Pilkada

Yuven juga mengatakan reposisi pemuda Sumatera Selatan membutuhkan kembali sebuah momentum. Seperti halnya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 yang menjadi momentum penting pergerakan pemuda dalam era tersebut dan menghadirkan kekuatan tersendiri bagi sekian bentuk kelompok pemuda.

“Sambil menyambut estafet revolusi mental dengan pekik “Ayo Kerja” yang dicanangkan pemerintah maka pemuda Sumsel menjadi bagian pergerakan modern, harus segera ambil bagian secara nyata,” katanya.

Pada bagian lain, Yuven pergerakan dunia berjalan cepat dalam sekian banyak revolusi, hingga kini dalam euforia globalisasi. Kita semua terkondisikan untuk bersaing, hanya mereka yang memiliki keunggulanlah yang mampu bertahan.

Pemuda adalah bagian dari bangsa yang harus memegang keunggulan-keunggulan tersebut. Penguasaan akan sains dan teknologi, sosial dan ekonomi, olahraga hingga seni dan budaya adalah tuntutan untuk menjadi bangsa yang unggul.

Bersamaan dengan pesatnya kemajuan zaman, degradasi moral terjadi di kalangan pemuda. Secara internal pula, pemuda berada dalam proses peralihan dan pematangan cara berpikir dan proses menemukan hidup.

Pada sisi ini, kata Yuven, Pemuda menjadi kalangan yang lemah dalam interaksi sosial, hingga berada pada sikap apatis. Gagasan yang mulai redup dan berkembang sikap plagiarisme. Kenakalan remaja, tawuran, pornografi hingga penggunaan narkotika menjadi keprihatinan bersama.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Pembangunan, Yohannes Hasiholan Toruan yang juga Ketua Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Provinsi Sumsel menyampaikan rasa bangganya karena Pelantikan pengurus PMKRI Cabang Palembang dilaksanakan di Gedung DPRD Provinsi Sumsel, Sabtu (14/11).

“Banyak makna positif yang bisa diperoleh dari sini,” kata Yohannes.

Oleh karenanya, Yohannes meminta PMKRI harus benar-benar bisa menjadi organisasi mahasiswa yang berkualitas, idealis, kreatif dan militan. Bangsa Indonesia, kata dia, masih menunggu putra-putera terbaiknya memperbaiki nasib bangsa dan mewujudkan kejayaan negeri.

Yohannes menjelaskan tema seminar ‘Ayo Kerja” hendaknya bukan sekedar simbol atau kata-kata yang untuk hebatan saja, tetapi harus benar-benar diresapi, diyakini dan dijalani dalam perjuangan mahasiswa, baik dalam proses studi, organisasi, maupun pengabdian kepada masyarakat.

Menurutnya, Ayo Kerja untuk Sumsel dalam waktu dekat di ambang mata adalah menyambut Asian Games tahun 2018.

“Ini juga sejarah bagi bangsa ini, terlebih bagi daerah Sumsel yang mampu memperoleh kepercayaan Asia menjadi tuan rumah Asian Games bersama Jakarta,” katanya.

Yohannes menyampaikan pesannya kepada pengurus dan anggota PMKRI Cabang Palembang agar Seminar yang diselenggarakan tidak berhenti pada rasa bangga, pelantikan, dan suksesnya seminar. Tapi harus lebih daripada itu yakni lebih bersemangat dalam menggerakkan mahasiswa, khususnya mahasiswa Katolik, untuk  mengabdi dan berbuat bagi masyarakat

“Yang tak kalah penting daripada itu adalah juga menjadi kader yang berkualitas, profesional, dan militan,” kata Yohannes.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh... Bahas RAPBD Muncul Pernyataan Pegawai Bisa Tak Gajian Enam Bulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler