Pemudik Bermotor Dominasi Laka Lantas

Selasa, 09 September 2008 – 11:58 WIB
JAKARTA – Mabes Polri memperkirakan jumlah sepeda motor yang digunakan pemudik tahun ini meningkat 18 persen menjadi 2,5 juta unitKenaikan jumlah sepeda motor ini menyebabkan kerawanan kecelakaan lalu lintas pada arus mudik tahun ini meningkat

BACA JUGA: Ditelantarkan, Keluarga Pasien RSCM Demo



“Tahun lalu, korban meninggal dunia saat arus mudik dan arus balik mencapai 789 jiwa
Sebagian besar kecelakaan, lebih dari 90 persen, menggunakan sepeda motor,” ujar Direktur Lalu Lintas Mabes Polri Brigjen Pol Yudi Sushariyanto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR di Jakarta kemarin (8/9).

Selain faktor kelelahan dan keterbatasan daya dukung jalan, kecelakaan lalu-lintas juga disebabkan kurang disiplinnya pemudik

BACA JUGA: Roesmanhadi Tak Melindas, Tapi Menyenggol

Hal ini ditandai tingginya bukti pelanggaran (tilang) pada arus mudik tahun lalu yang melebihi 59 ribu kendaraan
“Banyak pemudik memodifikasi motor untuk membawa bawaan, mengemudi secara ugal-ugalan, dan tidak menggunakan alat perlindungan,” terangnya.

Untuk meminimalisasi kecelakaan, Polri akan memperluas cakupan pengawalan arus mudik dengan sepeda motor

BACA JUGA: Terbuka, Peluang Perawat RI ke Jepang

Tahun lalu, pengawalan hanya dilakukan dari Jakarta hingga Semarang dan JogjakartaTahun ini, ada permintaan pengawalan hingga Surabaya dan sebaliknya.

Karena besarnya risiko, Yudi menilai mudik dengan sepeda motor merupakan tindakan tidak manusiawiTerlebih lagi banyak pemudik yang memboncengkan balita menempuh perjalanan ratusan kilometer dengan kondisi perjalanan yang buruk“Produsen sepeda motor harus menyediakan bus untuk pemudik yang membawa anak-anakIni akan membuat pemudik lebih manusiawi,” tegasnya.

Dirjen Perhubungan Darat Iskandar Abubakar menuturkan, pemudik yang menggunakan angkutan jalan raya (mobil pribadi dan motor) diperkirakan mencapai 6,92 juta pemudikSedangkan pemudik dengan kendaraan umum diperkirakan mencapai 15,79 juta jiwa“Perhatian terbesar memang harus diberikan pada pemudik dengan sepeda motorKita harapkan satu sepeda motor hanya digunakan dua orang dengan jumlah barang bawaan terbatas,” kata dia.
Berdasarkan survei Dephub, pada jalur mudik tahun ini terdapat 1.097 titik rawan kemacetan, 1.633 titik rawan kecelakaan, serta 1.102 titik rawan tindakan kriminalTitik rawan macet dan kondisi jalan rusak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur

Di Jawa Barat, titik macet berada di pertigaan Nagrek, Pamanukan, pertigaan Tomo, persimpangan Sadang, pintu tol Padalarang Barat, persimpangan Subang, dan Loh BenerTitik rawan macet di Jawa Tengah berada di Kutoarjo, Prembun, Gombong, Sumpyuh, dan Sukaraja

“Titik rawan macet di Jawa Timur meliputi Lamongan, Jombang, Kertosono, kawasan semburan lumpur Lapindo, dan Situbondo,” terang IskandarDephub akan memberlakukan sistem buka-tutup untuk daerah rawan macet dan kondisi jalannya rusak.

Terkait kesiapan infrastruktur, Departemen PU menjamin jalur mudik tahun ini lebih baik dan aman, karena jalan pantai utara Jawa dari Jakarta hingga Semarang dan Demak sepanjang 547 kilometer sudah empat lajur dan dilengkapi median jalan

Sedangkan di Semarang, telah dibangun 4 lajur untuk ruas Semarang - Kaligawe - Sayung - Demak sepanjang 30 kilometer, bahkan Kaligawe - Batas Semarang dilayani 8 lajur sepanjang dua kilometerTahun lalu, sebagian jalur mudik di Jateng masih dua lajur tanpa media jalan, sehingga rawan kecelakaan"Arus mudik juga tidak akan terganggu pekerjaan jembatan, karena 14 buah telah selesai dikerjakan sebelum arus mudik," terang Dirjen Bina Marga Hermanto Dardak.
Untuk wilayah Surabaya, PU juga telah memperbaiki ruas Yosowilangun-Kalianak–Greges sudah empat lajur dengan konstruksi beton bertulangDemikian pula dengan jalur alternatif kawasan semburan lumpur Lapindo, yakni Japanan–Mojasari–Krian sepanjang 23 kilometer

Untuk kawasan rawan macet di jalur selatan Jawa Barat, PU juga telah membuat dua lajur alternatif selebar tujuh meter sepanjang 600 meterJalan alternatif ini yang memisahkan arus kendaraan ke Tasikmalaya, Garut, dan Bandung ini dipastikan tidak akan membuat macet jalur Nagrek seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya

Untuk Lintas Timur Sumatera, PU telah memfungsikan tambahan dua lajur jalan baru sepanjang 204 kilometer dengan lebar tujuh meterTambahan jalan ini diyakini mampu menghemat waktu tempuh satu jamSementara di Lintas Tengah Sumatera sepanjang 60 kilometer, kondisinya baik dan 15 kilometer kondisinya sedang“Jembatan Pangin yang pada 2007 masih diperbaiki kondisinya saat ini sudah berfungsi penuh,” terang dia.

Hermanto mengatakan, semua kegiatan konstruksi akan dihentikan pada H-10 dan seluruh jalur Lebaran sudah dapat melayani kendaraan yang akan mudik"Untuk itu kami sudah menyelesaikan pekerjaan penambalan lubang semua jalan jalur lebaran sebelum H-10," paparnya(noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rayakan Ultah Dengan Buka Bersama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler