Penampungan TKI Timur Tengah Overload

Puluhan WNI Telantar di Arab Saudi

Jumat, 13 Agustus 2010 – 06:15 WIB

JAKARTA - Memasuki bulan Ramadan, penampungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bermasalah di sejumlah KBRI di negara-negara Timur Tengah mulai overloadSelain karena TKI yang habis masa kontrak, hal itu juga dipicu liburan panjang yang digunakan TKI Ilegal untuk dapat pulang kembali Tana Air dengan bantuan KBRI

BACA JUGA: KPK Tahan Kepala Dinas PU Sumsel

Penampungan TKI yang dikabarkan penuh itu antara lain di KBRI Jordania, KBRI Jeddah, KBRI Uni Emirat Arab dan KBRI Riyadh.

"Ini harus segera dicarikan solusi, karena bila dibiarkan akan menganggu kinerja KBRI tentunya
Puncaknya jelang bulan Agustus ini," ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar di kantornya, Kamis (12/8) kemarin.

Muhaimin mengatakan, problem TKI yang ingin mendapatkan perlindungan dan pemulangan dari Timur Tengah terus menjadi Pekerjaan Rumah (PR) tahunan

BACA JUGA: BMKG Warning Cuaca Buruk

Saat ini, pihaknya terus melakukan monitoring dan merumuskan sebab fenomena tersebut
Kesimpulan sementara, ini terjadi karena musim libur di berbagai negara Timur Tengah yang menjadi faktor peningkatan

BACA JUGA: DPR Usul Langsung Pilih 5 Pimpinan KPK

"Saya sudah membentuk Satuan tugas untuk mencari tahu korelasi hal tersebutApalagi, dikhawatirkan adanya penambahan TKI yang bermasalahSaat ini jumlah TKI di penampungan sudah mencapai ribuan dan terus bertambah," kata dia.

Secara terpisah, kalangan pengusaha yang bergerak di bidang penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) pesimistis terhadap kinerja pemerintah dalam menyelesaikan kasus TKI bermasalah di Timur TengahKetua Himpunan Pengusaha Jasa TKI (Himsataki) Yunus M Yamani yang baru saja kembali dari Arab Saudi mengatakan bahwa problem TKI di Timur Tengah sudah memprihatinkan.

"Saya masih menyaksikan puluhan WNI, sebagian besar perempuan, terlantar di bawah jembatan layang di JeddahMereka menanti untuk bisa dipulangkanPerwakilan Indonesia di Saudi seperti KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah, tidak berbuat apa-apa," ungkap Yunus.

Namun demikian, dirinya mengapresiasi informasi dan data yang disampaikan Atase Tenaga Kerja KBRI di Riyadh, Arab Saudi, Mustafa KamalDalam keterangannya 98 persen kasus TKI di Arab Saudi selama 2009 berhasil dituntaskan"Ini saya kira satu-satunya atase yang cukup berhasil menangani TKI bermasalah," ujarnya.

Menurut Yunus, jika kondisi ini benar adanya, hal tersebut akan menguntungkan konsorsium asuransi perlindungan TKI di dalam negeriKarena di masa mendatang tidak ada lagi TKI yang kembali ke Tanah Air dengan membawa masalah.  "Jika tidak, maka lagi-lagi pemerintah melakukan kebohongan publik," tandasnya.

Himsataki, kata dia, menerima cukup banyak pengaduan, baik dari TKI maupun PJTKI, tentang permasalahan yang dihadapi di Arab SaudiBiasanya permasalahan itu meliputi  kondisi penempatan dan perlindungan TKI

Yunus mengusulkan agar perwakilan Indonesia di Timur Tengah lebih aktif dan tidak berpangku tangan dalam hal pemulangan TKITerutama di Arab Saudi, KBRI selama ini kerap menyerahkan pemulangan (deportasi) TKI bermasalah kepada Pemerintah Arab Saudi"Kita bangsa bermartabat, punya tanggungjawab, punya asuransiJadi semoga hal itu tidak terus berulang karena memalukan," kata Yunus(zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cawagub Pilkada Sulut Disidik Polda Metro Jaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler