jpnn.com, JAKARTA - Pengamat intelijen dan terorisme dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib menilai terlalu berlebihan menyebut penangkapan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas dugaan kasus terorisme sebagai kriminalisasi ulama atau Islamfobia.
Pasalnya, Densus 88 melakukan penangkapan atas dasar dugaan pengurus MUI tersebut anggota kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI).
BACA JUGA: Wapres Sebut Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 Menyusup ke MUI
Ridlwan kemudian mengajak masyarakat mendudukkan masalah penangkapan yang dilakukan Densus 88 secara proporsional.
"Tidak boleh berlebih-lebihan dalam menyikapi sebuah kasus, harus didudukkan secara proporsional."
BACA JUGA: Ustaz Ahmad Ditangkap Densus 88, Ketua Umum MUI Ucap Kalimat Ini
"Mereka ini melawan hukum dalam konteks Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Terorisme," ujar Ridlwan dikutip dari siaran pers di Jakarta, Kamis (25/11).
Menurut Ridlwan, ini juga berlaku untuk kasus terorisme lain yang pelakunya kebetulan merupakan tokoh atau aktivis apa saja.
BACA JUGA: 18 Petugas Medis Ditahan Gegara Merawat Teroris, Digerebek di Sebuah Gereja
Di sisi lain, masyarakat juga tidak boleh lantas melabeli MUI sebagai organisasi yang buruk hingga muncul narasi pembubaran MUI.
"Karena masih banyak ulama di MUI, para kiai yang memang benar-benar mendalami Islam secara kafah, secara baik dan mempromosikan Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang damai," katanya.
Menurut Ridlwan, insiden yang mencatut nama lembaga sebesar MUI adalah murni kesalahan individu.
Dia memandang hal ini sebagai kemampuan individu jaringan terorisme dalam berkamuflase.
"Kelompok ini memiliki kemampuan untuk bergabung dengan organisasi-organisasi umum, mendekati tokoh publik dan sebagainya," tutur Ridlwan.
Masyarakat juga tidak boleh kemudian membandingkan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua dengan menganggap bahwa pemerintah pilih kasih dalam penanganan terorisme.
Menurut Ridlwan, pihak yang berpikiran KKB dibiarkan itu salah besar karena sampai saat ini Satgas Nemangkawi habis-habisan di lapangan mempertaruhkan nyawa.
"Lihat saja beberapa hari yang lalu ada anggota TNI yang jadi korban."
"Pemerintah sudah mengirimkan prajurit-prajurit terbaik Polri dan juga TNI dalam konteks perbantuan untuk menangani KKB ini," katanya.(Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang