Wilayah Perbatasan Pintu Gerbang Ekspor Ke Negara Tetangga

Rabu, 10 Mei 2017 – 05:00 WIB
Mentan Amran Sulaiman dalam acara Rapat Kordinasi Gabungan di Kantor Badan Litbang Pertanian, Jakarta, Selasa (9/5). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Amran Sulaiman kembali menyinggung masalah pengembangan pangan di wilayah penyangga kota besar dan pengembangan lumbung pangan di wilayah perbatasan negara.

Ini disampaikannya saat Rapat Koordinasi Gabungan yang digelar di Kantor Badan Litbang Pertanian.

BACA JUGA: Menjadikan Wilayah Perbatasan Sebagai Lumbung Pangan dan Pintu Gerbang Ekspor

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa membangun bangsa adalah dari pinggiran, sehingga sebagai tindak lanjutnya Mentan menginstruksikan seluruh bupati yang berada di wilayah perbatasan untuk mempersiapkan dan membuka wilayahnya seluas-luasnya sebagai gerbang ekspor ke negara tetangga.

Para bupati yang mendapat tugas itu antara lain dari Kabupaten Karimun, Lingga , Entingkong, Merauke, Sambas, Belu dan Malaka

BACA JUGA: Solusi Permanen Pengamanan Pangan Jakarta

"Kita akan membangun daerah perbatasan sebagai lumbungan pangan sesuai dengan keunggulan komparatif nya dan sesuai dengan culture masyarakatnya," tegas Amran

Saat ini Menteri Pertanian akan fokus melakukan ekspor beras organik dan jagung ke negara tetangga.

Terutama Malaysia dan Filipina yang membutuhkan bahan pokok pangan dari Indonesia.

BACA JUGA: Kementan: 2045, Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia

Diketahui, Malaysia tiap tahun mengimpor 3 Juta ton jagung atau setara dengan Rp 20 triliun.

Hal ini tentunya menjadi peluang besar bagi lima kabupaten yang berada di daerah perbatasan langsung negara Malaysia yaitu Kabupten Entikong, Sambas, Nunukan dan Bengkayang untuk bisa mengekspor hasil produksinya.

Sekitar 1 juta ha lahan pertanian dibutuhkan untuk pengembangan lumbung pangan di daerah perbatasan.

“ Malaysia dan Filipina senang dengan produksi jagung kita, sekitar 6-7 juta ton jagung/ tahun kebutuhan dari negara tersebut. Lima kabupaten tersebut harus bisa mengisinya,” imbuh Mentan.

Untuk mendukung hal tersebut Kementerian Pertanian telah menganggarkan bantuan benih unggul sebesar Rp 2 triliun.

Nantinya benih tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan produksi.

Mentan menambahkan setiap daerah perbatasan juga harus mempelajari dan menjajaki lagi kebutuhan pangan yang dibutuhkan negara tetangga.

"Kita akan siapkan benih apa saja yang dibutuhkan, tetapi harus sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya," tegas Mentan

Selain jagung komoditas lain yang memiliki peluang untuk bisa diekspor ke negara tetangga adalah beras organik.

Kebutuhan beras di Negara Malaysia adalah 1,5 juta ton/tahun.

“Kita harus rebut pasar tersebut, jangan kalah dengan negara Amerika, Argentina, Vietnama dan oastikan yang berhasil mengekspor ke Malaysia, “ pungkas Mentan.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Minta Daerah Perbatasan Siap jadi Gerbang Ekspor


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler