Penasaran, Warga Nekat ke Lokasi Aliran Lahar Gunung Agung

Selasa, 28 November 2017 – 10:26 WIB
Aliran lahar dingin muncul di Desa Ban, Kubu. Foto: Eka Prasetya/Radar Bali

jpnn.com, BALI - Fenomena banjir lahar di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali menjadi tontonan. Warga berbondong-bondong mendatangi lokasi yang tiba-tiba menjadi tempat aliran banjir lahar yang diduga dari Gunung Agung, Senin (27/11) pagi.

Warga menganggap fenomena itu langka. Mereka penasaran dan mendatangi lokasi. Warga nekat mendatangi lokasi yang hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari kaldera Gunung Agung. Padahal status Gunung Agung telah dinaikkan menjadi Awas.

BACA JUGA: Awas! Letusan Utama Gunung Agung Diprediksi 1 Bulan Lagi

Polisi pun berjaga-jaga di sekitar lokasi dan mengimbau masyarakat tak terlalu lama berada di lokasi. Banjir lahar dingin itu dilaporkan terjadi sejak pukul 06.00 pagi Senin kemarin di sekitar tambang Galian C Krisna, Desa Ban.

Ruas jalan yang menghubungkan wilayah Tongtongan, Desa Ban dengan Banjar Dinas Dukuh, Desa Ban, mendadak terputus karena terkena aliran lahar dingin.

BACA JUGA: Gunung Agung Awas, Jalur Lahar Malah Menyempit

Warga pun heran dengan aliran itu, karena di wilayah hulu tidak ada hujan. Dari pantauan Jawa Pos Radar Bali, lahar dingin yang mengalir itu merupakan campuran dari air, abu, dan pasir.

Ketika lahar dingin bergerak pelan, alirannya mirip campuran semen. Sementara bila lahar dingin bergerak cepat, aliran menjadi mirip lumpur.

BACA JUGA: Warga Gelar Ritual Khusus Sambut Lahar Dingin Gunung Agung

Warga setempat menuturkan, lahar dingin mengalir pukul enam pagi. Dari material tidak tercium bau belerang. Menurut keterangan warga, jalur itu terkadang dilewati air bah ketika musim hujan. Kedalaman lahar dingin itu diperkirakan mencapai 40 cm.

“Kami heran kok ada aliran seperti ini. Padahal, tidak ada hujan. Kalau hujan lebat kadang-kadang, memang ada air lewat sini. Tapi, ini tidak ada hujan. Apa ini yang dibilang lahar dingin, kami juga tidak paham. Tapi kami yakin ini (material) dari kawah Gunung Agung,” kata seorang warga, Subrata.

Dari cerita para tetua, konon fenomena serupa juga sempat terjadi saat erupsi Gunung Agung pada tahun 1963 silam.

Warga meyakini aliran lumpur itu akan memberikan kesuburan bagi pertanian. Saat mengering, material itu bisa digunakan menanam jagung. Diperkirakan lahar dingin itu akan bermuara di sejumlah lokasi galian yang ada di wilayah Desa Sukadana.

Tak menutup kemungkinan lahar akan bermuara di Tukad Aya. Bila aliran lahar dingin cukup deras, lahar bisa bermuara hingga ke Tukad Seringin dan Tukad Dalem. (rb/eps/mus/mus/jpr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Agung Awas, Mobil Mulai Membeludak Tinggalkan Bali


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler