Penataan Tanah Abang Dikebut

Kamis, 15 November 2018 – 23:38 WIB
Sebagian jalan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat yang ditutup untuk tenda pedagang kaki lima. Foto: Derry Ridwansah/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Jakarta Public Service (JPS) Mohammad Syaiful Jihad, meminta DPRD tidak menggoreng masalah Tanah Abang. Sebagai mitra Pemprov DKI, dewan hendaknya memberikan masukan positif agar persoalan Tanah Abang dapat segera diselesaikan. Apalagi saat ini pembangunan Tanah Abang terus dikebut.

“Sejauh ini penataan Tanah Abang kami pikir sudah baik. Kalaupun ada persoalan, mungkin hanya pada waktu yang sedikit lamban sehingga beberapa proyek meleset target penyelesaiannya,” ujar Syaiful, Rabu (14/11).

BACA JUGA: Ada-Ada Saja, Anggota DPRD Usul DKI Punya Dua Wagub

Di sinilah fungsi DPRD diharapkan dapat membantu. “Berilah gubernur atau pemprov masukan yang positif,” katanya.

Pengamat kebijakan publik Emrus Sihombing dari Universitas Pelita Harapan (UPH) mengatakan, saling sindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi tidak boleh dilihat secara parsial. Tentu saja, Kepala Negara yang enggan mengajak tamu negara untuk berkunjung ke Tanah Abang harus didukung beberapa faktor.

BACA JUGA: Panas, Anies Balas Sindiran Ketua DPRD soal Tanah Abang

Karena, menurut Emrus setiap kepala negara yang melakukan kunjungan ke Indonesia memiliki jadwal yang tersusun padat. Untuk waktu berkunjung ke Tanah Abang tentu disesuaikan. “Tidak berarti Pak Jokowi tidak mau mengajak tamu negara berkunjung ke Pasar Tanah Abang. Mungkin saja karena memang jadwalnya padat sehingga presiden tidak punya cukup waktu,” terang Emrus Sihombing kepada INDOPOS, Rabu (14/11).

Emrus menyatakan, beban yang dipikul Gubernur DKI saat ini sangat berat. Karena, masyarakat memiliki pembanding dengan kepemimpinan gubernur sebelumnya. Masyarakat akan membandingkan kinerja Ahok (Basuki Tjahja Purnama) dengan Anies Baswedan.

BACA JUGA: DPRD DKI Dorong Operasional Masjid Ditanggung APBD

“Masyarakat tahu dan melihat kinerja. Anies harus memberikan kesempatan sama kepada PKL di seluruh pasar di DKI,” katanya.

Emrus menuturkan, untuk mengelola kota harus dibutuhkan ketegasan sepanjang untuk kepentingan bersama (Jakarta), bukan untuk kroninya.

“Bandingkan saja. Jadi saat ini Anies harus minimal sama dengan Ahok atau lebih baik dari Ahok, karena masyarakat punya pembanding,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyoroti kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menurutnya kembali kumuh. Padahal, Prasetio menyebut Tanah Abang sudah dirapikan saat Presiden Joko Widodo menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.

Politikus PDI-P itu mengaku turut membantu Jokowi kala itu merapikan kawasan Tanah Abang. Kumuhnya Tanah Abang, menurut Prasetio menjadi persoalan baru yang dihadapi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Sekarang jadi permasalahan baru. Dulu saya sebagai salah satu orang yang turut membantu Pak Jokowi, Pak Sekda pada saat itu sebagai wali kota, kapolsek, kapolda, dan pangdam membersihkan tempat itu,” ujarnya.

Menurut Prasetio, Jokowi kini tak mau lagi mengajak tamu negara berkunjung ke Tanah Abang karena Tanah Abang kumuh. Padahal, Jokowi sebelumnya tercatat pernah mengajak Presiden Filipina Rodrigo Duterte, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, hingga Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde ke Pasar Tanah Abang.

Prasetio menyebut Jokowi juga khawatir kemacetan akan terjadi ketika ia mengunjungi Tanah Abang mengingat kawasan tersebut semrawut. “Pasar Tanah Abang adalah ikon Indonesia, UMKM ya, dan selalu Presiden membawa tamunya ke situ. Sekarang Presiden enggak berani karena kekumuhan itu terjadi,” terangnya.

Menanggapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, Prasetio terlalu banyak melakukan kunjungan kerja atau kunker sehingga melupakan persoalan Jakarta. “Mungkin Pak Ketua (DPRD DKI) kebanyakan kunker, jadi lupa sama Jakarta, malah jadi anggota DPR daerah (lain) tuh nanti,” katanya.

Anies juga mempertanyakan pernyataan Prasetio yang menyebut Jokowi tidak mau lagi membawa tamu negara berkunjung ke Pasar Tanah Abang karena kondisi yang kumuh. “Memang ada tamu siapa yang datang? Makanya tanyain tuh, kapan (Jokowi) mau ngajak (tamu negara ke Tanah Abang), terus enggak jadi,” ujarnya. (nas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Banjir di 30 Titik


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler