Waspadai Banjir di 30 Titik

Rabu, 31 Oktober 2018 – 23:36 WIB
Tujuh RT di Jakarta timur terendam banjir akibat luapan Kali Sunter dan hujan lokal, Minggu (11/11). Foto: Twitter @BPBDJakarta - JawaPos.com

jpnn.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta terus melakukan evaluasi penanganan banjir di wilayah ibu kota. Data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyebutkan ada 30 titik genangan pada hujan terakhir yang menguyur wilayah DKI.

“Kami tengah pembahasan, kita akan bahas lagi. Masih banyak titik genangan ini karena, sebelumnya Dinas SDA penyerapannya rendah dan tidak bagus,” ujar Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Iman Satria kepada INDOPOS, Selasa (30/10).

BACA JUGA: Musim Hujan Datang, Belasan Pompa Pemprov DKI Masih Rusak

Ia mengingatkan, kepada Dinas SDA untuk memprioritaskan penanganan titik-titik genangan. Apalagi, waktu yang tersisa menjelang musim penghujan sangat pendek. Dengan penyiapan pasukan biru, pembuangan air dengan motor-motor.”

“Kita minta dinas untuk mengevaluasi titik-titik genangan. Jumlahnya tidak sesuai saat paparan kepada kami, jumlahnya jauh lebih banyak. Berarti ada titik-titik di luar dugaan, kalau demikian Dinas SDA harus aware (sadar),” tegasnya.

BACA JUGA: Tak Tanggapi Kritik, Anies Pilih Sindir Prasetio

Iman mengaku akan terus mensupport langkah yang diambil oleh Dinas SDA untuk mengatasi masalah banjir di DKI. Ia meminta mereka harus fokus mengawasi tanggul-tanggul agar tidak ada yang jebol. “Pasukan biru harus dioptimalkan, untuk antisipasi munculnya banjir di Jakarta,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, akibat hujan yang mengguyur Ibu Kota di beberapa hari terakhir, setidaknya tercatat masih ada 30 titik genangan. Wilayah Kota Jakarta Selatan mendominasi kawasan dengan jumlah titik genangan yang paling banyak.

BACA JUGA: Selamat Satu Tahun Pak Anies, Ini Kritik dari PDIP

“Titik genangan paling banyak di Jakarta Selatan,” ujarnya.

Teguh mengaku, pihaknya telah melaksanakan upaya antisipasi seperti perbaikan salurah, pemeliharaan, serta perawatan. Pemeliharaan dan perawatan saluran dilaksanakan dengan menguras saluran untuk mengatasi pendangkalan yang disebabkan lumpur dan sampah.

Upaya tersebut, menurutnya dilakukan seluruhnya oleh pasukan biru yang tersebar di 44 kecamatan di seluruh Jakarta. Masing-masing kecamatan memiliki paling tidak 40 personel pasukan. “Sebanyak 40 petugas tersebut tiap hari kerjanya membersihkan, makanya kalau lihat sekarang tali air itu berfungsi, karena kita membersihkan,” ungkapnya.

Jumlah titik genangan yang muncul berbeda dari prediksi Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC). Mereka menyatakan ada 129 kelurahan di Jakarta akan berpotensi terendam banjir di musim hujan.

Di awal Oktober, Kepala BBWSCC Bambang Hidayah menyampaikan jumlah kelurahan berpotensi banjir cukup banyak karena diakibatkan terhentinya program normalisasi 13 sungai sejak akhir tahun 2017.

Bambang menyebut, data kerawanan banjir berasal evaluasi kajian banjir Februari 2018. Saat ini, normalisasi baru terealisasi 16 kilometer dari total 33 kilometer. Mandeknya proyek tersebut karena terhalang pembebasan lahan yang harusnya menjadi kewenangan Pemprov DKI Jakarta.

Beberapa daerah potensi banjir di wilayah DKI Jakarta di antaranya enam kelurahan di aliran Kali Angke, 21 kelurahan di aliran Kali Pesanggrahan, 12 kelurahan di aliran Kali Krukut, 28 kelurahan di aliran Kali Ciliwung, 10 kelurahan di aliran Kanal Banjir Barat, sembilan kelurahan di aliran Kali Ciliwung Lama, 23 kelurahan di aliran Kali Sunter, 12 kelurahan di aliran Kali Cipinang dan delapan kelurahan di aliran Cengkareng Drain. (nas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DKI Segera Keruk Lumpur Kali Pacetong


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler