Pencalonan Setya Novanto sebagai Ketua DPR Dipertanyakan

Senin, 22 September 2014 – 19:24 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Bursa pencalonan Ketua DPR RI masih menjadi sorotan publik dengan munculnya beberapa nama yang dianggap kontroversial. Salah satunya adalah nama Politikus Golkar Setya Novanto. Koordinator Maklumat Formasi 2014, Bramuda mengatakan, rencana pencalonan Setya Novanto harus dievaluasi. 

Alasannya, beberapa pihak menyebut bahwa Bendahara Umum Partai Golkar terlibat beberapa dugaan kasus korupsi. Misalnya seperti yang kerap dikoarkan Muhammad Nazaruddin. Dalam beberapa kesempatan Nazaruddin menyebut bahwa Setya terlibat dalam kasus pengadaan e-KTP dengan nilai proyek Rp 2,5 triliun di Kementerian Dalam Negeri. 

BACA JUGA: Jangan Sampai Penembakan TNI di Kepri Berlanjut

"Bahkan Setya Novanto diduga kuat sebagai ikut korupsi sejak jaman Orde Baru," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima wartawan Senin, (22/9).

Namun, keterlibatan Setya dalam kasus itu belum diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bramuda pun khawatir, sejumlah kasus tersebut malah dipeti eskan. "KPK harusnya serius tangani ini," tegasnya.

BACA JUGA: Rommy Segera Diperiksa Polda Metro

Sementara itu, Peneliti ICW Abdullah Dahlan mengaku publik sangat berharap parlemen baru dapat mengubah citra negatif yang selama ini menempel yaitu sebagai tempat yang korup.

Menurut dia, untuk memperbaiki wajah DPR RI, partai politik harus menempatkan kader yang bersih. Termasuk dengan calon pimpinan parlemen yang memiliki integritas. "Calon ketua DPR jangan sampai dibayang-bayangi oleh setumpuk kasus korupsi. Ini penting untuk mengembalikkan wajah baik parlemen," kata Dahlan.

BACA JUGA: ICW: Pemberian Remisi Kepada Anggodo Aneh

Rekam jejak, kata dia, penting untuk seorang calon pimpinan DPR RI. Itu, lanjutnya, termasuk kriteria utama yang harus diperhitungkan. "Sosok ketua DPR harus bersih," tandas Abdullah. (flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Percuma Bicara Bangsa, jika Rakyat Lapar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler