Pencapresan Jokowi tak Mampu Tarik Pemilih Lari ke PDIP

Minggu, 06 April 2014 – 17:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Penetapan Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan tidak serta merta membuat pria yang akrab dipanggil Jokowi itu mampu menarik pemilih partai lain untuk memilih partai "banteng moncong putih".

"Ini juga memperlihatkan efek pengaruh Jokowi tidak signifikan dalam konteks pemilihan legislatif," kata Direktur Eksekutif Jaringan Suara Indonesia Widdi Aswindi, dalam paparan hasil survei bertajuk 'PDIP Pemenang Pemilu Legislatif 2014', Minggu (6/4), di Jakarta.

BACA JUGA: KSAD Ingatkan Potensi Ketegangan Pascapileg

Widdi memaparkan hasil survei, yang menemukan sebanyak 78,5 persen responden tahu Jokowi menjadi capres PDIP. Sedangkan, 18 persen menjawab tidak tahu dan 3,4 persen lainnya tak memberikan jawaban.

"Pada tingkat pertanyaan bersifat terbuka saja, satu dari tiga orang Indonesia (responden) tidak diberi opsi, itu langsung menyebut Jokowi," kata Widdi.

BACA JUGA: Duet Jokowi-Pramono, Hubungan PDIP-Demokrat Mencair

Menurut Widdi, struktur pilihan partai dari pemilih yang mengetahui pencapresan Jokowi tidak berbeda signifikan dengan struktur pilihan partai dari seluruh responden. "Artinya pencapresan Jokowi belum signifikan mengambil suara pemilih partai lain ke PDIP," katanya.

Widdi menambahkan, dari 78,5 persen responden yang tahu Jokowi dijadikan capres PDIP, sebanyak 3,7 persen tetap memilih Nasdem, 6,9 persen memilih PKB dan 4,4 persen memilih PKS.

BACA JUGA: TNI AD Dikerahkan Bantu KPU Distribusi Logistik Pemilu

Kemudian, 24,0 persen memilih PDIP, 14,4 persen memilih Golkar, 10,6 persen memilih Gerindra, 7,2 persen memilih Demokrat, dan 5,1 persen memilih PAN. Berikutnya, 3,8 persen memilih PPP, 4,9 persen memilih Hanura, 0,8 persen memilih PBB dan 0,6 persen memilih PKPI. Sedangkan potensi suara tidak sah 2,8 persen dan tidak ada partai yang dicoblos 10,8 persen.

Sedangkan seluruh responden atau 1.200 orang, 3,8 persen memilih Nasdem, 6,7 persen memilih PKB, 3,7 persen memilih PKS. Kemudian, 21,2 persen memilih PDIP, 15,4 persen memilih Golkar, 10,1 persen memilih Gerindra, 7,7 persen memilih Demokrat, 5,5 persen memilih PAN, 4,6 persen memilih PPP, 5,3 persen memilih Hanura dan masing-masing 0,8 persen memilih PKPI serta PBB. Sedangkan potensi suara tidak sah 2,5 persen dan tidak ada partai yang dicoblos 12,0 persen.

Namun demikian, Widdi tak menampik memang ada efek Jokowi. Namun, tegas dia, hal yang paling besar berkontribusi dalam pencapresan tentu karena struktur PDIP bergerak.

Pengumpulan data dalam survei ini dilakukan pada 24-30 Maret 2014 dengan teknik multistage random sampling. Jumlah sampel 1.200 responden dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Coblosan, Aceh dan Sulsel Perlu Pengamanan Lebih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler