jpnn.com - JAKARTA - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi diperkirakan akan terus mengalami penurunan. Hal itu bisa terjadi jika Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang terus mengulur-ngulur waktu deklarasi pencapresan Jokowi.
"Karena tak cepat-cepat diumumkan, sementara banyak orang sudah menunggu-nunggu, ini yang membuat elektabilitasnya Jokowi pasti menurun. Lihat saja nanti," tegas pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndiacted (SSS) Sukardi Rinakit di Jakarta, Jumat (7/3).
Dalam kesempatan itu, Sukardi juga menegaskan bahwa publik bangsa ini tidak bisa terus-menerus dipermainkan dengan cara mengulur-ngulur waktu seperti yang dilakukan Megawati sendiri. Sebab, semakin lama deklarasi dilakukan, justru membuat publik ragu terhadap sikap politik PDI-P itu sendiri.
BACA JUGA: Janji-janji Jokowi Memimpin Jakarta 5 Tahun Diunggah ke Youtube
"Orang jadi ragu-ragu. Kan orang tidak bisa terus kosong dan menunggu. Orang bisa saja lirik tokoh lain," tegas Sukardi.
Sukardi meyakini, pada Pemilu 2014 Megawati tidak akan menggunakan haknya untuk maju sebagai calon presiden dari partainya sendiri. Sehingga, diperkirakan akan semakin baik jika segera mendeklarasikan Jokowi sebagai capres. "Firasat saya Megawati gak bakal maju nyapres," ungkap Sukardi.
Sikap mengulur-ngulur waktu ini, kata Sukardi, merupakan cara ketua umumnya dalam "menggoreng" sosok presiden untuk dimajukan. Sebab, untuk mencalonkan figur selain Megawati, partai itu harus melakukan konsolidasi yang ekstra keras agar tidak ada gesekan saat pencapresan. "Kalau selama ini Megawati diam, karena sedang mengolah calon kandidatnya," imbuhnya.
Sementara itu, anggota DPD RI asal DKI Jakarta AM Fatwa menegaskan bahwa jika Jokowi tetap mau diusung menjadi calon presiden dari PDI-P pada Pemilu 2014, maka hal tersebut dinilai sebagai tindakan yang mengecewakan banyak pihak. Fatwa sendiri berpendapat sebaiknya Jokowi menyelesaikan terlebih dahulu tugasnya memimpin DKI Jakarta hingga selesai.
"Terus terang saya sangat kecewa kalau dia maju sebagai cares. Waktu (Pemilukada DKI) saya mendukung Jokowi, karena saya berharap dia bisa konsisten memegang janjinya membuat Jakarta baru," kata Fatwa di Jakarta, Jumat (7/3).
Terhadap dinamika politik yang terjadi di tanah air saat ini, Fatwa juga mengaku was-was. Sebab, jika Jokowi maju sebagai capres dan Ahok yang saat ini Wakil Gubernur DKI Jakarta juga menerima pinangan Prabowo sebagai calon wapres, maka Jakarta akan menjadi kota unik sekaligus mengkhawatirkan. Sebab ibukota negara ini akan kehilangan dua pemimpinnya sekaligus.
"Saya kok skeptis ya, sekaligus cemas. Dan saya anggap mereka berdua mengingkari janji-janji kampanyenya,‚" pungkas Fatwa. (ind)
BACA JUGA: Rizal Ramli Anggap Boediono Korban Perintah Atasan
BACA JUGA: Harapan Aziz Syamsuddin Pada Hakim MK Terpilih
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sosiolog Anggap PK Berkali-Kali Bahayakan Masyarakat
Redaktur : Tim Redaksi