KUALA LUMPUR - Memasuki hari keempat kemarin, wilayah pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 diperluas ke barat. Mulai hari ini, pencarian dilakukan di laut China Selatan, Selat Malaka di utara Sumatera, hingga hutan di wilayah perbatasan antara Malaysia dan Thailand.
Semakin luasnya wilayah pencarian itu tentu berdampak pada dana operasi dan jumlah personel. Malaysia mendapat bantuan dari Australia, Tiongkok, Thailand, Indonesia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Amerika Serikat.
Dari negara-negara tersebut, tercatat sudah sembilan pesawat dan 24 kapal perang dioperasikan dalam misi pencarian itu.
Bergesernya titik pencarian tersebut disebabkan tidak adanya tanda-tanda puing pesawat di Laut China Selatan sebagai lokasi hilangnya sinyal pesawat.
BACA JUGA: Potong Penis Mantan
"Fokus pencarian sekarang di Semenanjung Malaysia Barat di Selat Malaka," ujar Direktur Eksekutif Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya sebagaimana dikutip dari Straits Times kemarin.
Dia mengungkapkan, otoritas setempat saat ini mencari kemungkinan apakah pesawat berjenis Boeing 777-200ER tersebut terbang kembali menuju Bandara Subang di Selangor, sekitar 50 km dari Bandara Internasional Kuala Lumpur. "Semua sisi sedang dicari. Kami tidak membiarkan sedikit pun kemungkinan," katanya.
Sebagaimana diberitakan, pesawat tersebut hilang dari radar sekitar 50 menit setelah lepas landas dari Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) pada Sabtu (8/3).
Selain di laut, pencarian dilakukan di darat. Otoritas MAS menyatakan, pencarian di darat difokuskan di kawasan barat Semenanjung Malaya, khususnya di Selat Malaka.
Sementara itu, sejumlah temuan yang semua diklaim terkait dengan hilangnya MAS satu per satu rontok setelah pembuktian. Tim SAR telah menganalisis puing yang ditemukan di perairan Laut China Selatan.
"Tim memastikan bahwa itu semua bukan berasal dari MH370," tegas seorang pejabat MAS kemarin. Sementara itu, tumpahan minyak di laut yang sebelumnya ditemukan dinyatakan tidak berasal dari pesawat berpenumpang 239 orang tersebut.
Temuan lain berupa dua penumpang berpaspor curian juga dimentahkan kemarin sore. Malaysia Airlines menegaskan bahwa dua penumpang yang kemarin fotonya dirilis itu belum terkait dengan aksi terorisme.
Interpol menjelaskan, dua orang tersebut diyakini terbang ke Malaysia lewat Doha dengan paspor Iran atas nama Delavar Sayed Mohammad Reza, 29, dan Pouri Nour Mohammadi, 18. Di Kuala Lumpur, barulah keduanya menggunakan pasor Austria dan Italia saat akan memasuki pesawat Malaysia Airlines MH370 tujuan Beijing yang hilang itu.
Sekretaris Jenderal Interpol Ronald Noble mengungkapkan, hampir pasti dua penumpang berpaspor curian itu bukan teroris. "Kemungkinan mereka teroris semakin kecil karena salah seorang masih muda dan sedang ditunggu ibunya di Frankfurt. Satu lagi, profilnya jauh dari aktivitas teroris," ujarnya. (AP/BBC/Straits Times/c5/kim)
BACA JUGA: Pemberontak Tembak Mati 15 Polisi India
BACA JUGA: Bill Gates Ajak Pengusaha Indonesia Bergabung di IHF
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maskapai Jepang Diprotes Karena Rok Supermini bagi Pramugari
Redaktur : Tim Redaksi