SURABAYA - Doa, harapan, dan bantuan dalam bentuk sumbangan terus mengalir untuk Ramdan Aldil Saputra alias Slamet Hadi SyahputraPerkembangan kondisi bocah yang 24 April lalu menjalani transplantasi liver pertama di Indonesia Timur itu menyentuh hati banyak pihak.
Salah satunya adalah perwakilan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, yang kemarin (20/5) berkunjung ke RSUD dr Soetomo untuk melihat kondisi Putra (panggilan baru Ramdan)
BACA JUGA: Pakar Liver Singapura Puji Tim Dokter Putra
Rombongan yang dipimpin Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkes RI, dr Ratna Rosita Hendardji MPHM itu tiba di Graha Rawat Inap Utama (GRIU) Graha Amerta rumah sakit milik pemprov Jatim tersebut sekitar pukul 15.30.Kedatangan Ratna dan rombongan Kemenkes kemarin adalah untuk mewakili Menkes RI Dr dr Endang Rahayu Sedyaningsih MPH PH
Setiap hari, SBY, melalui anggota tim dokter kepresidenan dr Hardi Pranata SpS, juga Menkes, meminta Direktur RSUD dr Soetomo, Dr dr Slamet Riyadi Yuwono DTM&H MARS, melaporkan perkembangan kondisi Putra melalui SMS.
Dalam kesempatan itu, Ratna, mewakili Menkes, menunjukkan apresiasinya atas hasil kerja tim dokter RSUD dr Soetomo dalam menangani Putra
BACA JUGA: Otak Putra Sudah Bersih dari Perdarahan
"Terima kasih atas kerja kerasnya dalam menyelamatkan Putra," katanya.Setelah acara ramah tamah singkat di lantai 3 GRIU Graha Amerta, rombongan mengunjungi orang tua Putra, Bambang Sutondo Winarno dan Sulistyowati
BACA JUGA: Alami Pneumonia, Nafas Masih Lancar
Soebagyo SpM, mereka menuju kamar perawatan Sulistyowati, yang menjadi donor liver untuk Putra, di ruang 609 lantai 6 gedung tersebut.Pada kunjungan singkatnya di kamar perawatan tersebut, Ratna menyampaikan dukungannya terhadap Bambang dan Sulistyowati agar selalu tabah"Mudah-mudahan, anaknya bisa selamat, bisa sekolah, bisa bermain, seperti anak-anak yang lain," kata Ratna sambil menepuk pelan bahu Sulistyowati, yang tersenyum tipis.
Kemudian, rombongan itu menuju ruang perawatan Putra di Intensive Care Unit (ICU), lantai 2 Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr SoetomoDari rombongan itu, hanya Ratna yang bisa masuk hingga ke samping tempat tidur PutraRuang perawatan balita asal Gandusari, Trenggalek, itu memang dijaga ketat agar sebisa mungkin sterilKarena itu, tak sembarang orang bisa melihatnya dari dekat.
Setelah melihat kondisi Putra, yang hingga kemarin masih lemah dan apatis, Ratna mengaku trenyuh"Matanya kelihatan sedih waktu ditengok orang banyakReaksinya tidak sadar penuh," kata wanita yang menjabat sejak Januari 2010 itu.
Di akhir kunjungannya, Ratna juga menyampaikan kesanggupan Kemenkes untuk mendukung rencana RSUD dr Soetomo mendirikan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC)Pihaknya meminta rumah sakit rujukan terbesar di Indonesia Timur itu untuk secepatnya mengirimkan proposal ke Kemenkes
"Kalau secara regulasi, kami memang punya regulasi untuk transplantasi organKalau mau dikembangkan sebagai pusat transplantasi organ, mereka bikin proposal duluHarus ada feasibility studyNanti dikaji sama-samaKami pasti mendukung," katanya.
Dukungan terhadap mimpi untuk membuat pusat transplantasi organ itu disambut gembira oleh pihak RSUD dr SoetomoMereka akan segera melakukan diskusi untuk menyusun proposal yang diminta Kemenkes"Harapannya satu-dua bulan ke depan proposalnya selesaiYang penting, pengambil keputusan di Kemenkes setidaknya sudah tahuSetelah ini, yang harus dikejar dukungan kepresidenanAkan kami advokasi lagi," kata dr Slamet
Sebelum kedatangan rombongan Kemenkes, sekitar pukul 11.00, rombongan siswa dan guru SD Al Hikmah juga mendatangi GRIU Graha Amerta RSUD dr SoetomoRombongan berjumlah 21 siswa dan tiga guru itu melakukan doa bersama untuk Putra di lantai 6 gedung tersebut bersama orang tua Putra, Bambang dan Sulistyowati, beberapa perawat, serta dr Hendrian.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SD Al Hikmah, Muhammad Sholihin, sengaja memboyong murid-muridnya ke rumah sakit setelah mengikuti upacara hari Kebangkitan Nasional di sekolahnyaSelain berdoa, mereka juga memberikan sumbangan kepada Bambang dan Sulistyowati"Sumbangan ini merupakan spontanitas anak-anakSelain mendoakan kesembuhan Putra, ini juga bentuk pembelajaran akhlak bagi siswa," katanya.
Seluruh doa dan harapan tersebut menjadi penyemangat untuk Putra, yang masih harus terus berjuang untuk melawan bakteri dan komplikasi yang terjadi dalam tubuhnya.Sampai kemarin, pertarungan bakteri dan komplikasi versus antibiotik dan immunosuppressant (obat untuk mencegah penolakan tubuh terhadap liver baru) itu masih relatif seimbangTanda-tanda vital Putra, yakni, tekanan darah, suhu, dan denyut nadi, nyaris tidak menunjukkan degradasi.
Sedikit kemajuan bahkan berhasil dibuat oleh Putra pada Rabu (19/5) malamKetika malam itu tim dokter mencoba memberikan minum melalui sendok, Putra bereaksi dengan membuka mulutnya lebar-lebarSetelah satu suapan itu, Putra bahkan membuka mulutnya lagi, minta tambahan suapan"Tapi, kami belum berani banyak-banyak ngasih karena fungsi pengosongan lambungnya belum baik," kata ketua tim liver transplant RSUD dr Soetomo, dr Sjamsul Arief SpA(K) MARS, dalam konferensi pers di lantai 2 GBPT kemarin siang.
Belum optimalnya fungsi tersebut tampak dari masih adanya sisa cairan di lambung Putra setelah pemberian nutrisiPadahal, lambung itu seharusnya bisa meneruskan nutrisi ke usus untuk diserap dan disalurkan ke seluruh tubuhGangguan pada penyerapan itulah salah satu hal yang menyebabkan pemulihan tubuh Putra cukup lambatPadahal, nutrisi yang diberikan sudah sangat memadai
Untuk mengoptimalkan pemberian nutrisi terhadap Putra, kemarin tim dokter membenahi pencernaannya dengan memperpanjang sonde (selang untuk memasukkan makanan) yang terpasang pada tubuhnyaKalau sebelumnya sonde itu hanya terpasang dari hidung ke lambung, tim dokter memperpanjangnya hingga mencapai duodenum atau usus 12 jari
Tujuannya, agar nutrisi itu bisa langsung diserap oleh usus, dan tidak menumpuk di lambung, yang belum mampu meneruskan semua nutrisi yang diterimanya ke ususMulai kemarin, nutrisi yang diberikan juga bersifat exstensive hydrolyzed, yang tidak harus banyak dicerna agar bisa diserap oleh tubuh"Sebab, kalau ususnya dibiarkan seperti itu (tidak menerima nutrisi dari lambung, Red), lama-lama bisa atrofi (mengerut, Red)," kata Sjamsul.
Di samping gangguan pencernaan, infeksi acinetobacter pada paru-paru Putra sampai kemarin juga masih menjadi masalah terbesar yang dihadapi balita 3,5 tahun ituNamun, belum banyak perubahan berarti yang kemarin terjadi pada PutraTim dokter masih berupaya menghilangkan bakteri itu dengan antibiotik ampicillin sulbactam.
Obat itu sejak Rabu (19/5) diberikan untuk menggantikan antibiotik sulperazone yang dinilai sudah tidak sesuai untuk mengusir acinetobacter dari paru-paru PutraSelain itu, tim dokter juga memberikan antibiotik metronidazone untuk memerangi bakteri Clostridium difficile yang diduga menyerang usus Putra, dan membuatnya terus menerus mengalami diare.
Sampai kemarin, kemajuan yang terlihat dari pemberian kedua obat tersebut memang belum signifikanNamun, menurut tim dokter, belum pesatnya perkembangan itu karena obat tersebut baru sehari diberikan kepada Putra"Nanti setelah tiga hari, baru kami lihat terapi ini hasilnya bagaimana," kata Sjamsul(rum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebaran Bakteri di Paru-Paru Meluas
Redaktur : Tim Redaksi