SURABAYA - Adanya bakteri jenis Acinetobacter yang bersarang di paru-paru Ramdan Aldil Saputra masih menjadi fokus perhatian tim dokter RSUD dr SoetomoHasil kultur bakteri (pemeriksaan terhadap bakteri) kemarin pagi menunjukkan bahwa populasi kuman tersebut tidak bertambah
BACA JUGA: Sebaran Bakteri di Paru-Paru Meluas
Namun, ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa gejala infeksi pada paru-paru bocah yang 24 April lalu menjalani operasi transplantasi liver itu meningkat."Paru-parunya masih harus benar-benar diperhatikan
Indikasi tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak Minggu malam (16/5)
BACA JUGA: Respons Membaik, Dokter Leluasa Fisioterapi Putra
Hasil tes laboratorium malam itu menunjukkan bahwa angka leukosit Ramdan yang telah berganti nama menjadi Slamet Hadi Syahputra, yang selama dua hari sebelumnya 22.000/mm3, naik menjadi 27.000/mm3Leukosit atau sel darah putih merupakan substansi yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan kuman atau bakteri di dalam tubuh
BACA JUGA: Puntung Rokok Bermanfaat untuk Cegah Karat
Jika dalam tubuh terjadi infeksi, jumlah sel darah putih akan bertambah sebagai bentuk mekanisme pertahanan diriSampai kemarin, area yang ada bercaknya pada paru-paru Putra "panggilan baru untuk Ramdan" juga belum berubahBelum adanya pengurangan berbercak itu merupakan tanda bahwa populasi Acinetobacter baumanii dalam paru-paru Putra belum berkurangPenguatan tanda-tanda infeksi itu juga terlihat pada dahak yang kemarin dikeluarkan oleh PutraSeperti diberitakan Jawa Pos kemarin, sampai Minggu sore (16/5), dahak Putra, yang sehari sebelumnya agak kuning, hari itu sudah kembali berwarna putihTandanya, infeksi pada paru-paru kanannya sudah berkurangNamun, kemarin dahak yang keluar ketika Putra batuk kembali berwarna kuningHal itu menunjukkan bahwa indikasi infeksi pada paru-paru Putra kembali menguatProf Dr dr Chunadi Ermanta SpRad(K), pakar radiologi yang memeriksa hasil foto toraks Putra kemarin, memastikan bocah asal Gandusari, Trenggalek, itu mengalami pneumonia (radang paru-paru).
Akan tetapi, pemeriksaan procalcitonin (PCT) untuk memeriksa apakah sudah terjadi sepsis (persebaran infeksi) masih menunjukkan hasil negatifArtinya, infeksi pada paru-paru Putra masih terlokalisasi (belum menyebar) atau sepsis yang dia alami masih sampai pada tahap sangat awal sehingga belum terdeteksi oleh pemeriksaan PCT.
Kendati infeksi di paru-parunya cukup parah, Putra masih menunjukkan semangat hidup dan ketahanan fisik yang luar biasaPernapasan bocah itu normal dan tidak sedikit pun tersengal-sengalSaturasi (konsentrasi) oksigen dalam darahnya pun masih sekitar 98 hingga 99 persen"Saya sampai heranPadahal, dengan kondisi yang seperti itu, seharusnya oksigen di paru-parunya bermasalah," kata dr Hardiono SpAn-KIC, kepala ICU RSUD dr Soetomo yang juga menangani Putra.
Meskipun pernapasannya tidak terganggu, kondisi klinis Putra secara keseluruhan kemarin belum menunjukkan peningkatan yang signifikanBocah itu memang sudah menunjukkan peningkatan respons terhadap panggilanKetika dipanggil, Putra memang sudah bisa menengok dan mengikuti arah panggilannyaNamun, bocah itu masih belum bisa benar-benar menatap mata orang di sekitarnya"Matanya memang terbuka, tapi belum bisa kontak mata, seperti memandang orang lain begitu," tutur Philia.
Putra bungsu pasangan Bambang Sutondo Winarno-Sulistyowati itu juga belum bisa mengangkat tangannya sendiriPadahal, menurut Hardiono, dengan kondisinya sekarang, balita 3,5 tahun itu seharusnya sudah bisa mengangkat dan menggerak-gerakkan tangannya sendiriTidak hanya menarik tangan dan kakinya ketika digelitik, seperti kondisinya sampai kemarin.
"Perkembangannya agak lambatMungkin pemulihan otaknya (sejak pembedahan kepala ketiga pada 13 Mei lalu, Red) belum bagusMakanya, kami lakukan fisioterapi secara pasif (dengan menggerakkan tangan dan kaki, Red)," kata Hardiono.
Belum optimalnya pemulihan otak Putra itu ditengarai terjadi karena bocah itu tiga kali menjalani pembedahan kepala dalam tiga minggu terakhirSebelum bedah kepala pada 13 Mei lalu, Putra menjalani trepanasi (operasi otak dengan membuka tulang tengkorak) selama dua hari berturut-turut pada 28 dan 29 AprilOperasi pertama dan kedua itu dijalaninya untuk mengatasi perdarahan pada otak kanan (28 April) dan kiri (29 April).
Atas saran tim dokter bedah saraf RSUD dr Soetomo, pemulihan fungsi neurologi Putra berusaha disokong dengan pemberian vitamin otakSelain itu, tim dokter menyokong pemulihan fisik Putra dengan mengoptimalkan pemberian nutrisi terhadap bocah tersebutKarena pencernaan Putra ditengarai belum pulih benar setelah mengalami perdarahan pencernaan pada 6 dan 7 Mei lalu, pemberian nutrisi berupa kalori sebanyak 900 gram itu masih dilakukan secara intravenal melalui sonde (slang di hidung yang terhubung ke kerongkongan).
Belum pulihnya pencernaan Putra itu terlihat dari diarenya yang tidak kunjung sembuhSejak kemarin pagi sampai tadi malam, jumlah diarenya masih sekitar 580 ccIni sedikit lebih banyak daripada sehari sebelumnya, yang mencapai 510 ccNamun, kotoran yang dikeluarkan bocah itu mulai memadat, tidak sepenuhnya cair, seperti beberapa hari sebelumnya.
Jumlah diare yang lebih banyak dan bentuknya yang berubah itu, menurut Hardiono, sebenarnya tidak sepenuhnya merupakan indikasi negatifItu bisa menunjukkan bahwa fungsi hati dan pencernaan Putra sudah membaik.Usus Putra, yang sejak lahir belum pernah mendapatkan empedu (karena saluran empedu Putra tidak terbentuk lantaran atresia bilier) mungkin "kaget" karena tiba-tiba mendapatkan asam empedu yang kini sudah bisa diproduksi oleh liver baru PutraNah, diare itu merupakan bentuk adaptasi usus Putra untuk mencerna asam empedu.
Hal lain yang juga ditengarai mengakibatkan diare Putra tidak kunjung sembuh adalah pengaruh infeksi di paru-parunyaInfeksi itu merangsang gerakan usus sehingga keluar banyak cairan dalam bentuk diare.Karena itu, selain berusaha menghentikan diare, konsentrasi utama tim dokter tetap pada bagaimana menanggulangi pneumonia yang dialami PutraSampai kemarin, langkah yang dilakukan oleh tim dokter adalah memberikan antibiotik golongan cefoperazone
Mengingat daya tahan tubuh Putra yang melemah karena mengonsumsi immunosuppressant (obat untuk melemahkan daya tahan dan mencegah penolakan tubuh terhadap liver baru), antibiotik itu diberikan dengan dosis yang lebih tinggiKalau normalnya hanya 60mg/kg berat badan, Putra mendapatkan cefoperazone sebanyak 80mg/kg berat badan
Menurut teori, pemberian antibiotik dengan dosis yang tidak tepat justru bisa mengakibatkan bakteri menjadi rentan terhadap obatApalagi Acinetobacter baumanii termasuk salah satu bakteri yang rentan terhadap banyak jenis antibiotikNah, sudahkah itu terjadi pada Putra" "Sampai hari ini (kemarin, Red) belumSebab, hasil uji sensitivitasnya terhadap kultur bakteri di paru-paru Putra masih positifArtinya, bakteri masih bisa dimatikan dengan pemberian obat itu," kata dr Sjamsul Arief SpA(K) MARS, ketua tim liver transplant RSUD dr Soetomo, dalam konferensi pers kemarin.
Karena itu, untuk berjaga-jaga terhadap segala kemungkinan, hari ini akan kembali dilakukan pengambilan foto toraks dan pemeriksaan laboratorium terhadap contoh dahak, darah, serta kotoran PutraHasil tiga pemeriksaan itu serta penilaian klinis terhadap kondisi Putra akan dijadikan patokan untuk menentukan tindakan selanjutnya"Akan ada perubahan antibiotik atau tidak, kami tentukan besok, setelah melihat hasil foto dadaKami harap besok juga ada penurunan pada jumlah leukositnya," ujar Sjamsul(rum/c1/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesadaran Menurun, Kepala Putra Dibedah Lagi
Redaktur : Tim Redaksi