SURABAYA - Kabar yang cukup melegakan datang dari Ramdan Aldil Saputra alias Slamet Hadi SyahputraOtak balita yang 24 April lalu menjalani transplantasi liver itu kemarin (19/5) dinyatakan sudah bersih dari sisa-sisa perdarahan maupun penumpukan cairan otak (liquor cerebrospinalis).
Kesimpulan tersebut diperoleh tim dokter RSUD dr Soetomo berdasarkan hasil whole body CT-Scan yang kemarin dilakukan terhadap Putra (panggilan baru Ramdan)
BACA JUGA: Alami Pneumonia, Nafas Masih Lancar
"Hasil scan kepala cukup bagus, membaikBACA JUGA: Sebaran Bakteri di Paru-Paru Meluas
Perdarahan yang terjadi sudah terabsorbsi," kata dr Arie Utariani SpAn-KIC, konsultan Intensive Care Unit dan critical care yang menangani Putra, dalam konferensi pers di lantai 2 Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo kemarin siangSeperti diketahui, pada Selasa (11/5) lalu, Putra memang mengalami perdarahan otak untuk kali ketiga
BACA JUGA: Respons Membaik, Dokter Leluasa Fisioterapi Putra
Karena areanya tak terlalu besar, dokter tak melakukan trepanasi (bedah otak dengan membuka tulang tengkorak), seperti ketika Putra mengalami perdarahan untuk kali pertama dan kedua pada 28 dan 29 April laluTubuh Putra dianggap mampu menyerap sendiri perdarahan itu, sehingga tak perlu dikeluarkan lewat operasiNamun, bekuan darah akibat kejadian itu ternyata menyumbat saluran ventrikel (bagian terdalam otak), dan membuat Putra mengalami hydrocephalus (pembengkakan kepala karena penumpukan cairan otak)Akibatnya, pada Kamis (13/5), Putra menjalani pembedahan kepala untuk kali ketigaTindakan itu dilakukan untuk memasang selang Holter Drain dari otak ke serambi kanan jantung Putra, guna mengalirkan penumpukan cairan otaknya.
Nah, pemeriksaan CT-Scan yang dilakukan kemarin bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan kondisi Putra secara keseluruhanDalam pemeriksaan radiologi yang berlangsung sekitar pukul 13.00 itu, tim dokter radiologi "memotret" kondisi otak, paru-paru, dan perut Putra
Kondisi otak Putra mendapatkan perhatian khusus, karena pascaoperasi ketiga Kamis (13/5) lalu pemulihan bocah tersebut terhitung lambatDia belum bisa mengangkat atau menggerak-gerakkan tangannyaPutra juga terus terlihat lemasTim dokter khawatir terjadi sesuatu lagi pada otak Putra.Kekhawatiran tersebut cukup berhasil ditepis oleh hasil CT-Scan kemarinSebab, terbukti bahwa otak Putra sudah mampu menyerap perdarahan yang terjadi di bagian kirinyaPenumpukan cairan pun tak lagi terjadi
Sehingga, lambatnya pemulihan Putra, terutama kemampuan motoriknya yang belum meningkat secara signifikan, dinilai bermuara pada kondisi tubuhnya yang masih belum kuatBukan pada kemungkinan munculnya gangguan atau perdarahan baru pada Otak Putra"Namanya juga anak masih infeksiMasih memerlukan terapi yang lebih lanjutKalau kita sakit, kan males mau ngomongTapi, anak ini sebetulnya sensitif sekaliKalau dipanggil, diganggu, ya meresponsMungkin masih harus menunggu waktu," kata Arie
Sayangnya, kondisi otak Putra yang sudah mengalami peningkatan ternyata tidak dibarengi oleh perkembangan positif mengenai keadaan paru-paru dan organ pencernaannyaHasil CT-Scan kemarin menunjukkan bahwa masih terdapat pembengkakan akibat pneumonia atau radang paru-paru pada organ pernafasan Putra. Hal itu didukung oleh hasil pemeriksaan laboratorium kemarin, yang menunjukkan bahwa jumlah leukosit (sel darah putih) Putra sedikit meningkatKalau sehari sebelumnya 27.000/mm3, kemarin substansi itu berjumlah 28.000/mm3
Seperti diketahui, sel darah putih adalah mekanisme pertahanan tubuhIbaratnya, substansi itu adalah tentara yang diproduksi oleh tubuh untuk mengatasi gangguan kuman, bakteri, atau virus dalam tubuhSehingga, jika jumlahnya meningkat, artinya sesuatu yang mengganggu di dalam tubuh seseorang juga makin kuatDi samping itu, hasil foto toraks Putra kemarin pagi juga menunjukkan bahwa infiltrate atau bercak (tanda invasi bakteri acinetobacter) pada paru-parunya bertambah luasKendati demikian, menurut Arie, pneumonia yang dialami Putra belum seberapa parahSebab, sebagian paru-parunya masih baik.
Dari seluruh bagian paru-paru Putra, hanya sekitar 25 persen yang mengalami inflamasi atau peradangan"Tapi, yang namanya infeksi, ya bagaimanapun harus hati-hatiJangan sampai meluas lagi," kata Arie.Kondisi fisik Putra kemarin memang masih belum bisa dikatakan menggembirakanBalita asal desa Gandusari, Trenggalek, itu masih terlihat lemas ketika dipindahkan dari ruang perawatannya di ICU ke ruang pemeriksaan CT-Scan di lantai dasar Graha Rawat Inap Utama (GRIU) Graha Amerta RSUD dr Soetomo
Area di sekitar matanya terlihat sedikit bengkak, sedangkan kulit wajahnya tampak sedikit lebih gelapTidak seperti kondisi kulit Putra setelah menjalani operasi transplantasi liver pada 24 April laluSelama beberapa hari setelah pencangkokan sebagian hati sang ibu, Sulistyowati, itu, kulit Putra, yang sebelumnya kuning, warnanya berubah menjadi kecoklatan dan terlihat lebih segar.
Perubahan penampilan fisik itu, menurut tim dokter, pangkalnya ada pada kondisi pencernaan Putra yang belum pulih benarSeperti diketahui, sejak beberapa hari terakhir Putra memang terus-menerus mengalami diare hebatKemarin pun, kotoran yang dia keluarkan masih sejumlah 700 cc, atau mengalami kenaikan dibandingkan sehari sebelumnya yang sejumlah 500 cc.
Ekskresi (pengeluaran) kotoran yang tidak sehat itu disebabkan karena fungsi organ pencernaannya belum baikKetika tim dokter mencoba menyedot cairan dari lambung Putra, ternyata masih ada yang tersisaArtinya, sari makanan dari organ itu tak semuanya bisa turun ke usus.
Karena itu pula, Putra belum bisa menerima makanan secara oral (lewat mulut)Padahal, untuk memproduksi albumin (zat antibodi), liver baru Putra harus mengolah sari-sari makanan yang didapatkan secara oralMeskipun kerjanya sudah bagus, jika tidak ada sari makanan yang diolah, tentu saja albumin yang diproduksi oleh livernya sedikit sekali"Karena albuminnya sedikit itulah yang menyebabkan (sekitar mata Putra, Red) bengkak," kata ketua tim liver transplant RSUD dr Soetomo, dr Sjamsul Arief SpA(K) MARS kepada Jawa Pos kemarin.
Kendati diare masih terus terjadi, hasil CT-Scan kemarin ternyata menunjukkan bahwa ternyata kondisi usus Putra masih bagusHal itulah yang menimbulkan pertanyaan baru mengenai apa sebenarnya yang membuat Putra terus-menerus mengalami diare.
Karenanya, kemarin tim dokter berencana untuk kembali melakukan kultur (pemeriksaan bakteri) dengan mengambil contoh kotoran PutraDari situ, mereka berharap bisa menemukan apa penyebab Putra terus-menerus diare"Kami masih terus berusaha mendiagnostik, untuk memikirkan satu demi satu penyebabnya apaKarena dari hasil CT-Scan, liver dan ususnya ternyata bagus," kata Arie.
Sementara itu, untuk mengatasi infeksi pada paru-paru Putra, tim dokter tetap mengoptimalkan penggunaan antibiotikPemberian obat sulperazone (antibiotik jenis cefoperazone) tetap dipertahankan, karena antibiotic itu dinilai sudah tepat untuk memerangi acinetobacter dalam paru-paru Putra yang memang dikenal sangat kebal terhadap sebagian besar jenis antibiotik.
Untuk mendukung kerja obat tersebut, tim dokter berencana menambahkan antibiotik intravenous colistin dalam daftar obat yang diberikan terhadap PutraAntibiotik tersebut memang biasa digunakan untuk terapi terhadap pasien yang terkena infeksi bakteri nosokomial (bakteri yang ada di rumah sakit), seperti halnya acinetobacter yang bersarang di paru-paru Putra.
Karena intravenous colistin tidak ada di Indonesia, obat itu harus dipesan dari Singapura"Besok (hari ini, Red), rencananya akan ada yang mengantarkan obat itu dari SingapuraMudah-mudahan, antibiotik itu bisa mengatasi infeksinya," kata Sjamsul(rum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puntung Rokok Bermanfaat untuk Cegah Karat
Redaktur : Tim Redaksi