Sebaran Bakteri di Paru-Paru Meluas

Pernafasan Putra Tak Alami Gangguan

Senin, 17 Mei 2010 – 06:42 WIB

SURABAYA - Tim dokter RSUD dr Soetomo rupanya tak mau kecolongan sedikit pun dalam menangani Ramdan Aldil Saputra alias Slamet Hadi SyahputraKetika mulai muncul gejala infeksi pada pasien transplantasi liver pertama di RSUD dr Soetomo itu, langsung dilakukan pemeriksaan

BACA JUGA: Respons Membaik, Dokter Leluasa Fisioterapi Putra

Seperti kemarin, tubuh Putra (panggilan baru untuk Ramdan) diperiksa untuk mencari kemungkinan keberadaan serta persebaran kuman.

Hasil pemeriksaan itu baru keluar sekitar pukul 20.00 tadi malam
Dari hasil tersebut diketahui bahwa dalam paru-paru bocah 3,5 tahun yang 24 April lalu menjalani transplantasi liver itu masih terdapat bakteri acinetobacter (bukan acetobacter, seperti diberitakan kemarin)

BACA JUGA: Puntung Rokok Bermanfaat untuk Cegah Karat

Bakteri itu bisa mengancam nyawa dengan risiko 40 hingga 60 persen jika 'hinggap' pada orang sakit dan tidak ditangani dengan baik.

Foto rontgen terhadap Putra sekitar pukul 16.00 kemarin juga menunjukkan bahwa area penyebaran bakteri tersebut semakin luas
Indikatornya, bintik-bintik di paru-paru Putra semakin banyak

BACA JUGA: Kesadaran Menurun, Kepala Putra Dibedah Lagi

"Gambaran parunya terlihat lebih putih," kata dr Hardiono SpAn-KIC, konsultan Intensive Care Unit (ICU) dan critical care yang menangani Putra kepada Jawa Pos tadi malam (16/5)

Yang masih membuat tim dokter sedikit lega adalah pernapasan Putra sampai tadi malam tidak menunjukkan gangguanMeskipun masih dibantu ventilator, sekitar 60 persen pernapasannya dilakukan dengan paru-parunya sendiriDenyut nadinya pun normal, yakni sekitar 120 per menitKeberadaan bakteri itu sampai kemarin masih diperangi dengan pemberian antibiotikSelain itu, tim dokter terus berupaya merangsang Putra agar mengeluarkan dahak dengan chest phisioteraphy menggunakan metode clapping (menepuk pelan dada Putra agar batuk)   

Walaupun di dalamnya terdapat bakteri, kondisi organ pernapasan anak bungsu Bambang Sutondo Winarno-Sulistyowati itu juga relatif membaikPengempisan atau atelectasis pada paru-paru kanannya Sabtu (15/5) lalu, kemarin sudah berkurang, meskipun belum sepenuhnya hilangDahak yang keluar ketika dia batuk sudah cenderung berwarna putihSehari sebelumnya, dahak itu masih berwarna kuning"Normalnya, dahak itu berwarna putihKalau kuning, ada kemungkinan infeksi," kata Hardiono.

Kendati kondisi paru-parunya relatif membaik, tim dokter tetap mewaspadai terjadinya sepsis atau penyebaran infeksi ke luar paru-paru PutraHal itu bisa terjadi jika keberadaan bakteri tersebut tidak ditangani dengan baikAntibiotika yang diberikan untuk melawan bakteri tersebut, menurut Hardiono, sebenarnya sudah tepatDosis yang diberikan pun sesuai dengan guidelineLantas, mengapa bakteri di paru-paru Putra tak kunjung hilang? Jawabannya, karena kekebalan tubuh Putra selama ini ditekan oleh pemberian obat immunosuppressant.

Seperti diketahui, obat immunosuppressant dengan jenis cyclosporine itu harus terus dikonsumsi Putra untuk mencegah penolakan tubuhnya terhadap liver barunya yang dicangkokkan dari potongan liver ibunya pada 24 April lalu"Kalau daya tahan tubuhnya nggak bagus, kinerja obatnya mungkin juga tidak maksimal," kata kepala ICU RSUD dr Soetomo itu.

Solusi yang logis untuk menanggulangi keberadaan bakteri di paru-paru Putra adalah menambah dosis antibiotikNamun, hal itu masih dikaji ulang oleh para dokterIni mengingat penambahan dosis obat berpotensi menimbulkan gangguan pada ginjal dan liver baru Putra, yang sampai saat ini masih dalam tahap penyesuaian.Ahli mikrobiologi yang ikut menangani Putra, Prof Dr dr Kuntaman MS SpMK, menyarankan agar sampai pagi ini pemberian antibiotik terhadap Putra tetap mengikuti dosis semulaNamun, segera ada penyesuaian, dengan mengacu pada hasil tes darah terhadap Putra pagi ini.

Rencananya, dokter mengambil sampel darah balita kelahiran 27 September 2006 itu dan melakukan dua pemeriksaanYang pertama, pemeriksaan cAMP Receptor Protein (CRP) untuk mengukur derajat infeksi yang dialami PutraKedua, pemeriksaan Procalcitonin (PCT) untuk mengetahui apakah Putra sudah mengalami sepsisDua pemeriksaan itu baru bisa dilakukan pagi ini karena harus melibatkan laboratorium di luar RSUD dr Soetomo"Setelah hasil pemeriksaan keluar, akan diputuskan apa yang harus dilakukan terhadap Putra," kata Hardiono.

Komposisi obat yang diberikan kepada Putra memang harus melewati pertimbangan sangat matangSebab, hal itu akan berpengaruh besar terhadap fungsi organ-organ tubuhnyaAntibiotika, misalnyaJika jumlahnya cukup banyak, obat itu bisa menyebabkan kuman-kuman di perut berubah dan mengganggu penyerapan cairanObat cyclosporine ternyata juga bisa menyebabkan diare pada 20-40 persen pemakainya   

Pemberian obat inilah yang diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Putra terus-menerus mengalami diare hebatNamun, karena tidak mungkin menghentikan pemakaiannya, yang bisa dilakukan adalah mengatur dosis pemberian obat-obatan tersebut"Tapi, penyebab diare pada anak itu kan bisa macam-macamSelain karena obat, diare bisa karena anak terlalu lama puasa (tidak makan secara oral, Red) sehingga mukosanya (lapisan di dalam saluran pencernaan, Red) gundul," kata ketua tim liver tansplant RSUD dr Soetomo, dr Poerwadi SpB SpBA.

Di samping karena faktor-faktor tersebut, pengalihan timbunan cairan otak Putra ke jantung lewat tindakan bedah otak untuk melakukan Ventriculo-Atrial Shunt (VA Shunt) Kamis lalu (13/5) juga ditengarai membuat pengeluaran cairan tubuhnya meningkatSeperti diberitakan, tindakan itu dilakukan karena perdarahan otak yang dialami Putra Selasa lalu (11/5) ternyata menimbulkan sumbatan pada ventrikel (bagian otak paling dalam) yang memuat cairan otak

Hal itu membuat cairan otak Putra menumpuk sehingga harus dialihkan ke jantung lewat tindakan VA Shunt (pembedahan kepala untuk memasang selang Holter Drain dari otak ke serambi kanan jantung)Operasi itu menjadi bedah kepala ketiga yang dialami Putra, setelah menjalani pembedahan otak karena perdarahan dua hari berturut-turut pada 28 dan 29 April lalu

Sampai kemarin, Putra masih terus mengalami diareNamun, ada tanda-tanda bahwa pengeluaran cairan tubuhnya itu sudah membaikJumlah diarenya, yang Sabtu lalu (15/5) mencapai 810 cc, sejak kemarin pagi hingga tadi malam sekitar pukul 20.00 sebanyak 400 ccItu pun sudah lebih padatArtinya, proses pencernaan Putra sudah lebih membaik.

Kemajuan itu ditengarai terjadi karena tim dokter mengubah pola pemberian nutrisi terhadap PutraKalau sebelumnya tiap tiga jam diberi 30 cc susu melalui sonde (selang dari hidung langsung ke kerongkongan), sejak kemarin nutrisi itu diberikan setiap empat jamSusu yang diberikan kepada Putra pun sejak Jumat malam diganti dengan susu untuk pasien yang sensitif terhadap protein susu sapi

Secara klinis, kondisi balita asal Gandusari, Trenggalek, itu pun sedikit membaikKepalanya bisa mengikuti arah panggilan dokter atau perawat, meskipun kedua matanya belum terbuka lebarBocah itu juga sudah bisa mengungkapkan emosinyaJika mulutnya terasa kering, dia akan menunjukkan ekspresi hendak menangis (mewek)Kalau dokter meneteskan air pada bibirnya, mulut kecil Putra dengan cepat meneguk tetesan air ituKetika Hardiono menggerakkan tangan Putra untuk difisioterapi, bocah itu juga memprotes dengan mewek   

Perkembangan klinis itu dinilai tim dokter cukup menggembirakan"Namun, kami belum bisa mengatakan kondisinya secara keseluruhan membaik, karena ada juga yang mengalami penurunanKami akan terus berusaha, terutama untuk menjaga anak ini supaya tidak sepsis," tegas Hardiono(rum/c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Liver Baru Putra Sudah Bisa Produksi Albumin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler