jpnn.com - jpnn.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan pencopotan Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama Pertamina, kental beraroma politik dengan melibatkan mafia migas. Perusahaan plat merah tersebut diduga hendak dijadikan ATM politik bagi kepentingan pemilihan presiden 2019 mendatang.
Pasalnya, pencopotan dilakukan saat kinerja pertamina begitu luar biasa. Di tengah jatuhnya harga minyak dunia dan banyaknya perusahaan migas dunia merugi, pertamina mampu menghasilkan keuntungan besar.
BACA JUGA: Mantan Anak Buah SBY Dituntut 7 Tahun Bui
“Jadi pencopotan ini sangat aneh. Karena itu saya mengingatkan, agar Presiden Joko Widodo jangan masuk dalam jebakan para mafia migas yang mengiming-imingi dana persiapan pilpres 2019, dengan menjadikan pertamina sebagai ATM politik," ujar Poyuono di Jakarta, Selasa (7/2).
Ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini mengingatkan demikian, karena jika sampai tergoda, program kedaulatan energi yang ditargetkan Presiden Jokowi selama ini, akan gagal total.
BACA JUGA: DPR Kritik Mendag Tentang Kebijakan Impor Gula Mentah
"Untungnya presiden tidak langsung mengangkat dirut baru secara defenitif. Karena di saat-saat akhir, saya dapat kabar presiden memeroleh masukan akan adanya kelompok mafia migas era SBY akan merongrong pertamina dengan meyodorkan calonnya," ucap Poyuono.
Selain itu, Poyuono juga menilai, Yenni Andayani yang diangkat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina saat ini, memiliki track record dan kemampuan yang mumpuni di pertamina.
BACA JUGA: DPR Dorong Pemerintah Bentuk Badan Khusus Kebudayaan
"Saya imbau agar karyawan pertamina juga harus berani menolak jika ada usaha-usaha penempatan orang orang di jajaran direksi dan komisaris, yang akan mengerogoti Pertamina," pungkas Poyuono.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan Bu Rini Copot Dirut-Wadirut Pertamina
Redaktur & Reporter : Ken Girsang