jpnn.com, JAKARTA - Pendaftaran CPNS 2018 akan menyediakan kuota khusus untuk para diaspora ilmuan. Mereka adalah warga Indonesia yang berkiprah di luar negeri. Dengan gaji di luar negeri yang relatif lebih tinggi, apakah kuota CPNS diaspora ilmuan ini bakal diminati?.
Keberadaan kuota CPNS untuk diaspora ilmuan ini berkisar 100 hingga 200 kursi. Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti optimistis bahwa kuota CPNS untuk para diaspora ilmuan bakal banyak peminatnya. ’’Yang mendaftar kuota ini tergerak untuk ikut berkontribusi membangun bangsa Indonesia,’’ katanya saat ditemui di kantor Kemenristekdikti, Kamis (12/7).
BACA JUGA: Pendaftaran CPNS 2018 Akhir Juli, Bagaimana Nasib Honorer?
Guru besar UGM Jogja itu mengatakan, para diaspora ilmuan di luar negeri secara umum ada dua kelompok. Pertama, diaspora ilmuan yang memiliki kedudukan tetap (tenure). Mereka biasanya menjabat sebagai asisten profesor maupun profesor di sebuah kampus di luar negeri. Kelompok ini tidak terlalu banyak dan untuk bisa memiliki kedudukan tetap, juga tidak mudah.
Kelompok berikutnya adalah diaspora ilmuan yang bekerja di luar negeri secara kontrak. ’’Kelompok ini jumlahnya yang banyak,’’ katanya. Karena sifatnya kontrak, maka bisa diputus kontraknya ketika proyek penelitian atau sejenisnya telah selesai. Pemutusan kontrak juga bisa karena diaspora ilmuan bersangkutan, tidak dapat memenuhi target.
BACA JUGA: Siap-siap, Pendaftaran CPNS Segera Dibuka
Menurut Ghufron perjanjian kontrak para diaspora ilmuan biasanya menuntut kinerja akademik yang tinggi. Misalnya dituntut untuk bisa menghasilkan publikasi internasional 20 judul setiap tahunnya.
’’Lama-lama orang bisa capek juga,’’ katanya. Sehingga ada peluang diaspora ilmuan yang berstatus kontrak itu untuk pulang ke tanah air menjadi PNS.
BACA JUGA: Mekanisme Pendaftaran CPNS 2018 dan Proses Seleksi Diubah
Ghufron mengakui ketika para diaspora ilmuan menjadi PNS, maka gajinya sesuai dengan regulasi PNS. Namun masih terbuka lebar untuk mendapatkan gaji dari proyek-proyek yang ada di dalam negeri. Dia mengatakan hampir di semua disiplin ilmu, di Indonesia masih kekurangan tenaga ahli. Indikasinya masih banyak membutuhkan konsultan dari asing.
’’Para diaspora ilmuan yang memilih pulang, bisa mengisi kebutuhan-kebutuhan tenaga ahli di dalam negeri,’’ tuturnya. Ghufron mencontohkan saat ini di Jakarta sedang dibangun proyek Mass Rapid Transit (MRT).
Ketika sudah beroperasi nanti, pasti membutuhkan tenaga ahli untuk perawatan. Menurut perhitungan Ghufron, dari total 250 juta lebih penduduk Indonesia, hanya ada 5 persen orang yang benar-benar ahli dan berkelas internasional.
Di antara instansi yang meminta jatah kuota CPNS baru untuk kelompok diaspora ilmuan adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Mereka mengusulkan kuota 100 sampai 200 kursi CPNS baru khusus untuk para diaspora. Sampai saat ini LIPI masih terus membahas kuota CPNS untuk diaspora ilmuan itu bersama Kementerian PAN-RB.
BACA JUGA: Pendaftaran CPNS 2018 Akhir Juli, Bagaimana Nasib Honorer?
Menteri PAN-RB Asman Abnur mengatakan kuota khusus untuk diaspora ilmuan itu diharapkan bisa meningkatkan kualitas struktur aparatur sipil negara (ASN) saat ini. ’’Jadi anak-anak kita yang pintar di luar negeri, para diaspora-diaspora kita prioritaskan kalau mau jadi PNS,’’ katanya.
Selain itu Asman juga mengatakan bakal ada kuota CPNS khusus untuk atlet berprestasi internasional. Kriterinya adalah meraih medali emas di tingkat dunia. Tugasnya nanti bisa dijadikan sebagai instruktur olahraga nasional. Rencananya pengumuman sekaligus rekrutmen CPNS baru tahun ini dikeluarkan akhir Juli. (wan/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaftaran CPNS 2018 Hanya untuk Usia di Bawah 35 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi