jpnn.com, JAKARTA - Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) menjadi salah satu penyakit pernapasan yang cukup mengkhawatirkan.
Berdasarkan data dari Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK di Indonesia pada 2023, jumlah penderita PPOK di Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta orang dengan prevalensi 5,6 persen.
BACA JUGA: Disebabkan Kebiasaan Merokok, Kenali Gejala Penyakit Paru-paru Kronis
"Jumlah ini akan terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan jumlah perokok dan kualitas udara yang kurang baik di beberapa wilayah Indonesia,” ujar President Director & General Manager GSK Indonesia Manish Munot dalam keterangannya, Minggu (19/11).
Dalam laporan Global Initiatives for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2023, faktor risiko PPOK paling umum adalah asap rokok dan polusi udara yang berasal dari 1 partikel kimia, gas industri atau rumah tangga.
BACA JUGA: Bersihkan Paru-Paru Akibat Polusi dengan 5 Teh Herbal Ini, Bikin Napas Lega
Saat ini, PPOK juga menjadi salah satu dari tiga penyebab kematian tertinggi di dunia.
"Sebanyak 90 persen dari kematian ini terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah,” tutur Manish.
BACA JUGA: Amerika Selidiki Kaitan Penyakit Paru-Paru Baru dengan Rokok Elektrik
PPOK sendiri secara umum ditemukan pada populasi masyarakat berusia di atas 40 tahun dengan beberapa faktor risiko.
Pasien cenderung kurang menyadari saat didiagnosis PPOK, sehingga sering kali datang ke Dokter dalam kondisi yang lebih buruk.
PPOK disebabkan oleh peradangan saluran napas jangka panjang, yang menimbulkan keluhan batuk menahun, sesak napas, produksi dahak berlebihan, yang membatasi aktivitasnya sehari-hari dan menurunkan kualitas hidupnya.
Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait PPOK, dalam peringatan Hari PPOK Sedunia 2023 (World COPD Day 2023), GSK bersama PDPI mengadakan Kampanye Peduli Paru OK pada kegiatan Car Free Day (CFD) di sekitaran Bundaran HI, Jakarta.
Terlebih, November adalah bulan kesadaran PPOK sedunia. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Breathing is Life, Act Earlier”.
Tajuk ini sejalan dengan harapan bersama agar masyarakat dapat mempunyai kepedulian lebih tinggi terhadap penyakit paru, khususnya PPOK.
“Menjadi suatu kebanggaan bagi kami untuk dapat meluncurkan Kampanye Peduli Paru OK yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan paru,” kata dia.
Manish berharap kampanye tersebut mampu menginspirasi masyarakat yang berisiko dan membantu pasien untuk mendapatkan informasi PPOK terkini. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi