Penembak di Papua Diidentifikasi Polisi

Sabtu, 12 November 2011 – 11:41 WIB

JAYAPURA - Kasus penembakan mobil dan pembakaran sepeda motor yang terjadi di jalan Pantai Bonai Lokbon Perbatasan Republik Indonesia - Papua Nugini, tepatnya di Pasar Wutung Distrik Muara Tami, Kamis (10/11) sekitar pukul 13.50 WIT terus diselidiki oleh pihak kepolisian

Kapolres Jayapura Kota AKBP Alfred Papare saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos (JPNN Group) mengatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi ciri-ciri pelaku penembakan.  "Tinggi badan pelakunya sekitar 170 cm, kulit hitam, rambut pendek, ukuran badan sedang, serta saat itu memakai kaos dalam, celana pendek serta membawa senjata laras panjang," katanya.

Alfred menyatakan bahwa pihaknya yang telah bekerja sama dengan TNI dan masyarakat telah membuat tim guna melakukan penyisiran ke hutan dan mencari tahu ke mana arah para pelaku pergi atau bersembunyi

BACA JUGA: 11-11-11 Dikeramatkan di Sentani

"Tim yang dibentuk akan terus melakukan penyisian, mengingat kemarin hingga malam penyisiran terhambat cuaca yang jelek, maka dari pagi tadi kami talah kembali melakukan penyisiran," tukasnya.

Untuk sementara ini, pihak kepolisian belum mengetahui kelompok penembakan ini baru atau kelompok lama
"Kami belum bisa berandai-andai untuk mengatakan ini dari kelompok mana, yang jelas bahwa kelompok ini telah mencoba membuat stabilitas keamanan terganggu," ungkap Kapolres.

"Saya minta masyarakat tidak perlu merasa takut dan juga panik, biasa aja, sebab kami pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan terhadap pelakunya

BACA JUGA: 11-11-11, 415 Pasangan Nikah, 25 Bayi Lahir

Dan pihak keamanan juga harus berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya," tambah Alfred
Di tempat terpisah, Danrem 172/PWY, Kolonel Inf

BACA JUGA: Ada Masalah, Plt Gubernur Jangan Diam

Ibnu Triwidodo menilai bahwa penembakan itu merupakan tindakan kriminal murni.

Dikatakannya, sesuai tugas pokok pasukan TNI AD yang berada di wilayah perbatasan RI-PNG, maka TNI akan tetap melaksanakan pengamanan dan patroli untuk menjamin supaya tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban"Ini merupakan amanat undang-undang sehingga harus dilaksanakan dan saya tidak bisa menarik pasukan dari sana karena memang pengamanan perbatasan adalah tugas militer," katanya.

Dalam rangka pengamanan itu sendiri, Danrem mengakui bahwa pihaknya tetap berkoordinasi dengan pihak kepolisian karena kejadian penembakan itu merupakan tindakan kriminal murni sehingga bisa ditingkatkan patroli oleh pihak kepolisian sesuai dengan kewenangan polisi. 

"Kewenangan saya adalah memerintahkan pasukan di perbatasan untuk melaksanakan patroli di perbatasan karena itu tanggungjawab saya supaya tidak ada warga yang melintas tanpa sah,"jelasnya.

Ditanya soal pelaku dari kelompok mana, Danrem menambahkan, pihaknya saat ini sedang mengumpulkan data dan memang sebenarnya pihak kepolisian yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penyelidikan.  "Kami hanya melakukan tindakan preventif yaitu patroli rutin di daerah perbatasan,"ucapnya.

Menurutnya, kasus penembakan itu sebenarnya kasus kecil artinya dihadapkan dengan situasi secara makro di perbatasan tidak menjadi masalah karena ini merupakan insiden kecil dan tindakan kriminal"Ini kasus kecil saja tapi karena aksi penembakan ini dilakukan di wilayah perbatasan maka patroli ditingkatkan," tandasnya(ro/nal/fud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lapas Martapura Over Kapasitas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler