Penembak Paus Paulus II Bebas

Mengaku Kristus, Tegaskan Kiamat Pada Abad Ini

Selasa, 19 Januari 2010 – 00:06 WIB
Pelaku penembakan terhadap Paus Paulus II di lapangan Santo Petrus, Vatican, Mehmet Ali Agca (rambut putih) tengah dikerumuni wartawan usai pembebasan dirinya dari sebuah penjara di Turki. Foto : REUTERS
ANKARA - Pelaku penembakan terhadap Paus Paulus II, Mehmet Ali Agca, telah dibebaskan dari sebuah penjara di TurkiAgca dibebaskan setelah hampir tiga dekade insiden penembakan terhadap Pemimpin Tertinggi Umat Kaholik sedunia itu di lapangan Santo Petrus,Roma pada 13 Mei 1981.

Seperti diberitakan Timsonline, Senin (18/1) pengacara Mehmet Ali Agca, Yilmaz Abosoglu, menyatakan bahwa kliennya telah melengkapi persyaratan untuk pembebasan itu

BACA JUGA: Eurostar Siapkan Kompensasi 10 Juta Pounds

"Prosedur pembebasannya sudah lengkap," ujar Yilmaz Abosoglu ketika ditemui di luar penjara dengan tingkat pengamanan tinggi di Ibukota Turki, Ankara.

Agca yang menghabiskan 29 tahun di penjara, dibawa ke fasilitas militer dan kemudian dibawa ke rumah sakit berdasarkan laporan rumah sakit militer pada 2006
Berdasar laporan rumah sakit militer Turki, Agca disebut mengalami gangguan kepribadian anti-sosial yang parah.

Saat penembakan terhadap Paus, Agca berumur 23 tahun

BACA JUGA: Korban Tewas Haiti Bisa 200 Ribu

Ia adalah anggota kelompok militan sayap kanan yang dikenal dengan nama Grey Wolves
Agca yang melarikan diri dari Turki untuk menghindari dakwaan pembunuhan atas jurnalis di Turki

BACA JUGA: Taliban Satroni Distrik Penting

Namun setelah melarikan diri dari Turki, Agca justru muncul di lapangan St Peter dan menembaki Paus yang berada di dalam kendaraan terbuka untuk menemui pengunjungnya.

Akibat insiden itu, Paus Paulus II terluka parah dan Agca harus menghabiskan masa hidupnya selama 19 tahun di sebuah penjara ItaliaMenurut pengakuan Agca, serangan terhadap Paus itu merupakan rencana TuhanNamun Agca sering membuat pernyataan yang kontradiktif dan kerap mengubah cerita sehingga memaksa para penyelidik melakukan lebih banyak penyelidikian.

Sementara tuduhan bahwa negeri dua komunis, yakni Uni Soviet dan Bulgaria berada di balik insiden penembakan Paus itu tidak pernah terbuktiPada tahun 2000, Agca mendapat pengampunan dari pemerintah Itali dan diekstradisi ke Turki dimana dia dikenai tuduhan pembunuhan atas dua wartawan terkemuka Turki, dua kasus perampokan bersenjata, serta melarikan diri dari penjara yang semuanya terjadi pada tahun 1970an.

Ada pertanyaan yang lama mengemuka tentang kesehatan mental Agca berdasar seringnya dia menyatakan diri dan megklaim sebagai MesiasSeperti disampaikan pengacaranya di luar penjara di Sincan, pinggiran Ankara, Agca juga meracau lagi

"Saya menyatakan akhir duniaSeluruh dunia akan dihancurkan pada abad iniSetiap manusia akan mati dalam abad iniAku adalah Kristus yang kekal," ujar Agca seperti dikutip pengacaranya.

Pekan lalu, Agca yang kini berusia 52 tahun menyatakan bahwa dia akan menjawab seluruh pertanyaan tentang dakwaan atas penembakan Paus dan kasus pembunuhan setelah pembebasannyaKetika ditahan pada menit-menit awal setelah menembak Paus, Agca mengaku bertindak sendirian

Dalam kebingungan, Agca justru sering memberi kesaksian bertele-tele, bahkan memunculkan indikasi tentang keterlibatan agen-agen Bulgaria yang bertindak atas nama uni Soviet dalam penembakan pausNamun kemudian Agca menarik lagi pernyatannya

Pada 1983, ketika Agca menjalani masa 19 tahun penjara di Italia, Paus Paulus II menemuinya di penjara dan memaafkannyaPada tahun 2000, Agca diampuni dan dikembalikan ke Turki, dimana dia segera ditahan lagi dan dihukum 10 tahun atas pembunuhan wartawan tUrki pada 1979.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Ingin Hambali Didakwa Bom Bali


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler