Penerbangan ke Jepang Masih Aman

Selasa, 22 Maret 2011 – 19:21 WIB
JAKARTA - Bencana gempa, tsunami dan krisis nuklir yang terjadi di Jepang sekarang ini tidak terlalu mempengaruhi tingkat isian penumpang (load factor) penerbangan dari dan ke JepangMeski begitu, pemerintah tetap memantau perkembangan yang terjadi di negeri itu.

Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengatakan pemerintah masih Indonesia sampai saaat ini masih melakukan pemantauan terhadap situasi terkini yang terjadi di Jepang

BACA JUGA: 2010, Pelanggan PLN Tambah 2,3 Juta

Harapannya ledakan reactor nuklir itu tidak sampai menggganggu penerbangan
"Kita ikut standar internasional untuk keamanan terbang, sejauh ini sih masih aman," ujarnya.

Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti S Gumay menegaskan bahwa otoritas penerbangan nasional terus melakukan koordinasi dengan otoritas penerbangan di Jepang terkait sampai sejauh mana tingkat bahaya penyebaran radioaktif ari ledakan PLTN di Fukushima

BACA JUGA: Pemda Dinilai Tak Dukung Program Surplus Beras

"Kita terus minta pemerintah Jepang memberikan update situasi terakhir," katanya usai penyerahan sertifikat ISO 9001:2008 untuk layanan perizinan bus pariwisata.

Informasi terbaru yang ia peroleh, situasi penerbangan masih terkendali karena jarak antara reaktor yang meledak dengan bandara Narita, Jepang cukup jauh
Namun begitu jika penyebaran radioaktifnya telah mengkhawatirkan maka pemerintah bisa saja melarang maskapai terbang ke Jepang

BACA JUGA: BKF: BBM Tak Naik, Bisa Rugi Rp 6 Triliun

"Kalau sekarag kita belum keluarkan larangan terbang," tuturnya.

Pasalnya, lanjut Herry, radius aman yang ditetapkan pemerintah Jepang hingga saat ini masih cukup jauh dari bandara Narita di TokyoBandara yang disinggahi penerbangan dari Indonesia itu jaraknya sekitar 193 kilometer dari pusat ledakan reaktor nuklir di Fukushima"Sementara batas aman dari pusat ledakan PLTN saat ini masih 20-30 kilometer," tukasnya.

Seperti diberitakan, pemerintah Jepang telah melakukan evakuasi besar-besaran terkait kemungkinan penyebaran zat radioaktif dari reaktor nuklirMenurut pemerintah Jepang radius aman dari PLTN Fukushima adalah 30 kilometerNamun Kedutaan Besar Indonesia di Jepang telah melakukan evakuasi WNI yang berada pada radius 50 kilometer dari reaktor nuklir.

Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Elisa Lumbantoruan mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum banyak pengarug krisis nuklir tersebut terhadap tingkat isian penumpangHanya terjadi sedikit penurunan penumpang dari Indonesia ke negeri Sakura"Ada sedikit penurunan load factor penerbangan dari Indonesia ke Jepang, tetapi penerbangan dari Jepang ke Indonesia masih Ok," tegasnya.

Oleh karena itu, maskapai pelat merah ini belum ada rencana untuk menghentikan penerbangan ke negara ituPasalnya penerbangan Garuda ke Jepang sangat penting untuk pemulangan warga negara Indonesia (WNI) jika diperlukan evakuasi dari JepangSaat ini hanya Garuda maskapai penerbangan nasional yang terbang ke negara itu"Saya nggak ingat persis berapa load factor kesana," tukasnya.

Penerbangan yang baru IPO pada Februari ini melayani penerbangan ke Jepang masing-masing dengan rute Jakarta-Tokyo tujuh kali seminggu, Denpasar-Osaka tujuh kali seminggu, Denpasar-Tokyo tujuh kali seminggu dan Denpasar-Nagoya tiga kali semingguDengan demikian Garuda melayani 24 kali penerbangan ke Jepang setiap minggunya"Kita harapkan tidak terjadi apa-apa di sana," jelasnya(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Impor Dinilai Kronis, Pemerintah Anggap Biasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler