Penerimaan Seret, Belanja Macet

Realisasi APBN Belum Maksimal

Selasa, 29 Oktober 2013 – 06:56 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Realisasi APBN Perubahan 2013 masih belum maksimal. Hingga 23 Oktober, penerimaan negara masih seret. Belanja negara juga belum optimal. Penerimaan negara baru mencapai 71,2 persen target. Sedangkan belanja negara baru 67,6 persen dari proyeksi.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengatakan, realisasi penerimaan negara hingga 23 Oktober sudah mencapai Rp 1.069,8 triliun. Berarti, dalam waktu tersisa, pemerintah masih punya sisa Rp 432 triliun yang harus dikejar untuk dikerjar.

BACA JUGA: Baru Tambah 13 ribu Investor Saham

Secara persentase, pencapaian ini hampir sama dengan realisasi periode yang sama tahun lalu. "Tahun lalu mencapai 974,3 triliun. Sekitar 71,9"persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1.358,2 triliun," ujarnya di Jakarta Senin (28/10).

Dia merinci, penerimaan negara paling besar didapat dari sektor perpajakan. Sektor tersebut mencetak pendapatan hingga 816 triliun. Angka tersebut tumbuh 8,9 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu senilai 749,7 triliun. Secara presentase, realisasi tersebut baru mencapai 71,1 persen dari target APBN-P 2013.
       
Sedangkan, sektor Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) mencapai 252,3 triliun. Atau, 72,3 persen dati total APBN-P 2013. Hasil tersebut lebih tinggi dari realisasi yang mencapai 65,8 persen dari APBN-P 2012 dengan nilai RP 224,6 triliun. "Yang terakhir, penerimaan hibah mencapai Rp 1,5 triliun. Atau, 33 persen dari target tahun ini," ungkapnya.
       
Di sisi lain, penyerapan belanja negara mencetak hasil yang lebih rendah. Menurut data, penyerapan blanjan negara hingga 23 Oktober mencapai 1.166,2 triliun. Itu mencapai 67,6 persen dari target total tahun ini sebanyak Rp 1.726,2 triliun. Capaian itu tak beda jauh dengan penyerapan periode sama tahun lalu yang mencapai 66,1 persen dari total alokasi APBN-P 2012 sebesar 1548,3 triliun.

BACA JUGA: PLN Tergiur Listrik Inalum

"Penyerapan paling rendah adalah dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) yng mencapai Rp 351,8 triliun. Itu hanya 56,6 persen saja dari total anggaran tahun ini. Sedangkan, penyerapan yang paling tinggi adalah dana transfer ke daerah dengan nilai Rp 402,7 triliun. Itu mencapai 76,1 persen dari total anggaran senilai 529,4 persen," tambahnya.
       
Dengan realisasi yang terjadi, Asko mengaku optimistis masih bisa mencapai di atas 90 persen dari target. Misalnya, penerimaan negara. Pihaknya mengaku memprediksi penerimaan bakal mencapai 1.437,8 persen atau 95,7 persen dari target APBN-P 2013.

Sedangkan, belanja negara diperkirakan bisa mencapai Rp 1.665,2 triliun. Atau 96,5 persen dari target APBN-P 2013. "Untuk itu, kami akan terus mengingatkan K/L untuk menggenjot belanja sesuai anggaran," ujarnya.

BACA JUGA: Harapkan Panataran Ekspres Tak Rugikan Penumpang Kelas Ekonomi

Untuk lebih memaksimalkan pembelanjaan, Askolani beharap kementerian maupun lembaga pemerintah segera melakukan pelelangan proyek bulan ini. Tentunya, lanjut dia,setelah setiap kementerian mendapat persetujuan dengan komisi DPR yang terkait.

"Daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) diharapkan bisa diserahkan pada Desember. Sehingga di awal Januari 2014, pagu-pagu belanja K/L yang memang harus melalui proses lelang bisa segera dicairkan," ungkapnya.

Ditambah lagi, masih ada tambahan belanja negara sebesar RP 27 triliun. Tambahan tersebut rencananya digunakan untuk beberapa K/L yang ada. Misalnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU); Kepolisian; Kementerian Pertahanan dan Keamanan; Kementerian Kesehatan; Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal; Kementerian Kelautan dan Perikanan; serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).(bil)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Skill Rendah, Buruh Tak Bisa Minta Gaji Besar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler