Pengadaan Busway Tanpa Tender

Jumat, 21 Mei 2010 – 10:52 WIB
JAKARTA -Upaya percepatan pengoperasian koridor IX dan X terus mendapat ganjalanDalam pengadaan bus gandeng, para peserta lelang tidak ada yang memenuhi persyaratan yang ditentukan

BACA JUGA: Lima Petugas Sensus Dipecat

Praktis, untuk menghindari molornya pengadaan itu, Dinas Perhubungan terpaksa melakukan penunjukan langsung pengadaan 25 unit bus gandeng dengan nilai Rp 94,8 miliar itu


Diharapkan, pada awal Juni mendatang, bus sudah bisa diproduksi

BACA JUGA: Pajak Naik, Tekan Kunjungan Pelajar

Mengingat saat ini, dokumen penetapan hasil lelang sudah diserahkan kepada Gubernur DKI Jakarta
Setelah ditandatangani Gubernur, langsung akan disusun kontrak kerja.“PT Asia Auto Internasional (AAI) ditunjuk sebagai pemenang lantaran tiga dari empat peserta lelang gagal memenuhi syarat teknis maupun administratif,” ujar Sekretaris Dinas Perhubungan DKI Jakarta Hasbi Hasibuan.

Penunjukan langsung dilakukan lantaran Dinas Perhubungan sebelumnya telah melakukan tender dua kali

BACA JUGA: Ditemukan Ratusan Sambungan Liar

Tender pertama pada Oktober 2009 terpaksa diulang lantaran tidak ada satupun di antara peserta lelang yang memenuhi syarat dasar yang ditentukan

Kemudian, tender kedua Januari 2010 pun, tidak ada yang memenuhi persyaratanLalu pada tender yang ketiga, dari empat peserta, tiga peserta tidak mampu memenuhi syarat yang ditentukanHanya satu peserta yang lolosPraktis, lantaran tidak ada yang memenuhi syarat, PT Asia Auto Internasional yang bermarkas di Jalan Olympic, Kelurahan Sentul, Bogor itu ditetapkan sebagai pemenangnya.
 
Disebutkan, di antara empat peserta lelang tersebut, PT Citra dan INKA, PT Srikandi Metropolitan Motor, Hudaya Maju Mandiri serta PT AAIKonsorsium PT Citra dan INKA terpaksa dianggap gagal lantaran hingga batas waktu yang ditetapkan belum melampirkan surat keterangan pajak badan yang disyaratkan PPH 29

Kemudian, PT Srikandi Metropolitan Motor dan Hudaya Maju Mandiri dianggap gagal lantaran belum berstatus sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang disyaratkan Keppres nomor 80 tahun 2003Padahal, syarat tersebut harus dipenuhi untuk menjamin layanan purna jualHanya PT AAI  yang memenuhi persyaratan yang ditentukanMerek dagangnya telah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM sejak 2007 laluPerusahaan penanaman modal asing dari negeri Jiran tersebut merupakan produsen armada transportasi dengan merek dagang Huanghai dan Komodo“PT AAI sudah memiliki pengalaman sebelumnyaBukan peserta baruSebelumnya pernah menjadi pemenang pengadaan bus gandeng koridor V Kampung Melayu-Ancol,” terangnya.

Setelah ada pemenangnya, panitia lelang mengevaluasi dokumen milik PT AAI terkait teknis, harga dan kelengkapan administrasinyaSelain itu, juga dilakukan negosiasi harga agar tidak keluar dari pagu anggaran yang telah ditetapkanHasil negosiasi harga pengadaan bus lebih rendah dari pagu, yaitu sebesar Rp 94,8 miliar dari pagu sebesar Rp 97 miliarSeluruh proses evaluasi hingga negosiasi harga memakan waktu selama dua minggu.

Selanjutnya, panitia lelang membuatkan dokumen penetapan hasil lelang bus gandeng dan saat ini telah diserahkan kepada Gubernur DKI untuk segera ditetapkan sebagai penyedia barang dan jasa.
Untuk lelang bus tunggal koridor IX sebanyak 69 unit serta dan koridor X sebanyak 45 unit, saat ini masih dalam proses lelang

Ditargetkan, November mendatang sudah muncul pemenangnyaSehingga, sebelum tutup tahun, busway dua koridor bisa dioperasikan“Sesuai prosedur, tunjuk langsung tersebut tidak diizinkanApapun masalahnya, harus digelar lelangBerkacalah pada pengalaman masa laluJangan hanya karena buru-buru, lalu tunjung langsungHasilnya kan pada dibui,” kata anggota Komisi C Ahmad Husin Alaydrus.

Seperti diberitakan sebelumnya, mangkraknya fasilitas infrastruktur dua koridor busway yang telah dibangun pada 2008 lalu membuat Pemprov DKI harus menanggung kerugian hingga Rp 2 miliarHal itu mengingat, mangkraknya jalur, halte koridor IX Pinangranti-Pluit serta koridor X Cililitan-Tanjung Priok selama dua tahun itu membuat fasilitas banyak rusakJika akan dioperasikan akhir tahun ini, Pemprov harus terlebihdahulu melakukan perbaikan secara menyeluruh.
  
Pada umumnya, kerusakan halte terjadi pada dinding dan halteHal itu ditenggarai lantaran kurangnya perawatan dan pengawasan terhadap sarana pendukung yang adaDari penelusuran di lapangan, untuk koridor X Cililitan-Tanjung Priok, halte yang mengalami kerusakan ada di 13 lokasiSementara untuk koridor X Pinangranti-Pluit, secara umum, seluruh halte yang ada di sepanjang lintasan tersebut masih dalam kondisi baik. 
             
Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI M Tauchid, rencana pengoperasian dua koridor tersebut telah cukup matangLelang pengadaan armada telah selesaiDiharapkan, Desember mendatang sudah bisa dioperasikanDalam APBD 2010, pengadaan armada dijatah Rp 302 miliarSebanyak Rp 205 miliar untuk 114 bus single, sementara Rp 97 miliar untuk 25 bus gandengTotal armada yang dilelang ada 139 unit(aak/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Olah Sampah, Adopsi Teknologi Eropa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler